Hapuskan dulu bayangan akan curug tinggi menjulang yang membelah tebing. Curug Cipeuteuy di Dukuh Pasir, Desa Bantaragung, Kecamatan Sindangwangi, Majalengka, memiliki tinggi tak lebih dari 10 meter dengan air yang merambat di batuan sebelum jatuh ke kolam di bawahnya.
Akses menuju Curug Cipeuteuy memang tak mudah, namun tak sesulit menuju ke Bukit Sayang Kaak. Kesulitannya lebih kepada jalan yang menanjak dengan beberapa ruas jalan yang berbatu. Ditambah lagi musim kemarau panjang yang menyebabkan jalan cenderung berpasir. Jadi pastikanlah kondisi kendaraan Anda prima hingga ke ban kendaraan. Masalah rute? Tak perlu khawatir karena Curug Cipeuteuy sudah terpampang di Google maps. Hanya ada satu jalan hingga berakhir di mulut gerbang Cipeuteuy. Jika Anda ragu, gunakan saja moda GPS, Gunakan Penduduk Setempat untuk bertanya :p.
Baca juga : Bukit Sayang Kaak
Di gerbang Cipeuteuy tersedia lahan untuk memarkirkan kendaraan. Papan masiv bertuliskan Taman Nasional Gunung Ciremai menyambut sebelum kami singgah di loket dan membayar Rp 15.000,- per kepala. Saya sempat berujar ke teman saya, “sepertinya untuk lokasi air terjun yang belum terlalu banyak dikunjungi wisatawan, harga ini agak mahal ya” lalu diamini oleh teman saya.
Selepas loket, kami harus menyusuri hutan yang sudah diberi jalan setapak yang sudah sangat nyaman. Curug Cipeuteuy memang termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai, jadi kondisi trekkingnya sangat asri terlindungi pepohonan. Sesekali terlihat papan yang mencantumkan butir-butir peraturan yang harus ditaati di taman nasional ini. Semisal dilarang mendirikan pondok di area taman nasional. Dilarang membuang sampah, membakar, mengambil atau merusak pohon dan sebagainya. Tak perlu waktu lama untuk menyusuri rindang pepohonan hingga bertemu dengan tangga menurun dan aliran sungai jernih yang terlihat. Hanya butuh waktu sekitar 10 menit berjalan santai dari loket.
Curug Cipeuteuy yang dibanderol Rp 15.000,- ternyata jauh di atas ekspektasi saya. Area curugnya tertata rapi dan sangat asri dikelilingi oleh pohon pinus dan tumbuhan lainnya. Konon dulu di sini banyak tumbuh pohon petai sehingga diberi nama Cipeuteuy. Tapi kini saya sudah tak melihat satu pun pohon petai. Di kolam pertama terdapat beberapa air mancur dan jembatan beton. Sepertinya kolam ini cocok untuk anak-anak bermain. Naik ke atas sedikit, terdapat kolam yang lumayan besar dengan kedalaman sekitar 1.5 meter dengan air yang sangat jernih. Kolam ini berbatasan langsung dengan kolam lainnya yang dialiri aliran air Curug Cipeutey. Sumbernya bukan dari aliran sungai melainkan dari mata air yang langsung menyembur dari dinding tebing. Makanya alirannya memang tidak sekencang dan sederas air terjun yang berasal dari aliran sungai. Tapi, karena langsung dari mata air, kolam-kolam di Cipeuteuy memiliki air yang sangat jernih dan dingin khas air pegunungan.
Total ada 3 kolam besar yang saya temukan di area Curug Cipeuteuy yang dinaungi pepohonan dan sejuk udara kaki Gunung Ciremai. Secara lokasi, destinasi wisata ini sangat nyaman untuk dijadikan sebagai tempat berlibur keluarga. Kolam-kolam yang terdapat di sini tidak terlalu dalam, hanya mendekat ke arah air terjun sedikit dalam sekitar 2 meter selebihnya berkisar antara 1.5-1.7 meter setinggi orang dewasa. Fasilitas umum di sini juga sudah lengkap seperti kamar mandi dan rumah makan yang disediakan oleh pengelola. Di sini pengunjung bisa menikmati suguhan Nasi Liwet lengkap dengan lauk pauknya. Atau berbelanja oleh-oleh makanan khas Majalengka. Kami menemukan Keripik yang terbuat dari biji durian.
Selain curug, di beberapa titik juga tersedia spot untuk selfie. Ini pasti menarik minat milenials untuk berfoto dengan latar hutan pinus. Ada juga area perkemahan yang sudah lengkap dengan MCK-nya.
Rp 15.000,- buat saya sangat sebanding dengan apa yang didapat di Curug Cipeuteuy. Pemandangan curug yang sudah tertata dengan rapi dan indah. Fasilitas umum yang memadai untuk para pengunjung. Dan kebersihan di area ini sangat terjaga. Kami sempat melihat di siang hari ada seorang petugas yang membersihkan kolam dari daun-daun kering yang jatuh. Salut untuk pengelola yang sangat memperhatikan kebersihan bahkan dari sampah alam sekalipun.
Trip ini adalah bagian perjalanan bersama Ayo Jalan-Jalan dan akan ada beberapa tulisan lainnya tentang keindahan Majalengka Exotic Sundaland.