Akhirnya saya merasakan bagaimana senangnya Spongebob kalau diajak berburu ubur-ubur. Ini pertama kalinya saya menginjakan kaki di pulau Kalimantan, sebuah destinasi impian untuk nyemplung di danau penuh ubur-ubur akhirnya kesampaian juga.
Pagi-pagi sekitar pukul 9 kami tiba di Bandara Juwata-Tarakan, yup dengan Lion Air penerbangan bisa langsung menuju ke Tarakan tanpa harus transit di Balikpapan. Kami sudah di jemput oleh 3 mobil Avanza untuk menuju ke Hutan Mangrove Tarakan.
Cukup takjub karena ada hutan di tengah kota. Bayangkan saja, hutan seluas 21 hektar ini diapit oleh Pasar Gusher sebagai sentra ekonomi dan Kawasan Industri.
Selain itu Hutan Mangrove tengah kota ini juga memiliki beberapa satwa seperti elang laut, monyet ekor panjang dan hewan Bekantan (maskot Dufan). Bahkan kami sempat melihat ular-ular kecil yang bergelung di akar pohon bakau.
Hutan Mangrove buka mulai jam 09.00-17.00. Kata pemandu kami, waktu terbaik untuk mengunjungi adalah waktu pemberian makan antara jam 09.00-10.00 atau 15.00-16.00.
Memasuki kawasan ini, bising kendaraan di jalan raya langsung digantikan oleh suara gemericik air dan gesekan daun plus suara-suara satwa disana, sangat tenang. Dengan jembatan kayu, kami menyusuri hutan mangrove menuju ke lokasi hewan Bekantan berada.
Bekantan termasuk hewan endemik yang pemalu, jadi begitu mereka tau ada pasukan ‘Huru Hara’ menghampiri, bubar jalan semua langsung naik ke atas pohon. Intinya bukan kami yang menonton mereka, tapi mereka menonton kami sambil ngintip dari celah pepohonan.
Lucu juga baru pertama kali ini melihat hewan Bekantan dari dekat, biasanya kita dibatasi oleh terali kebun binatang, atau paling dekat ya saat di Dufan bisa peluk-peluk Bekantan, itupun Bekantan palsu yang menyambut kita setiap masuk Dufan T_T.
Berbeda dengan Monyet Ekor Panjang yang lebih berani untuk mendekati pengunjung, khusus untuk si Ekor Panjang ini malah kami yang agak sedikit ngeri karena terkenal dengan keusilan dan pemaksaan tingkat tinggi kalau mereka melihat kita membawa kantong plastik.
Selepas dari Hutan Mangrove ini, perjalanan kami lanjutkan ke Pelabuhan Tengkayu untuk menuju ke Pulau Derawan. Cukup 20 menit jalan darat dari bandara menuju ke pelabuhan ini, tetapi perjalanan dengan speedboat-nya memakan waktu 2-3 jam tergantung ombak dan angin.
Untuk yang tidak kuat lama di laut, bisa mengambil rute dari Berau (pelabuhan Tanjung Batu) perjalanan darat yang memakan watu 2.5 jam, dilanjut dengan speedboat selama 30 menit.
Perjalanan 3 jam cukup membosankan, apalagi di 1 jam pertama kami menyusuri tepian pulau Kalimantan, jadi airnya keruh kecoklatan. 2 jam berikutnya airnya biru tua tapi yang terlihat hanya garis horizon di kejauhan.
Siapkan Antimo untuk yang suka mabuk laut, walaupun ombaknya tidak terlalu besar dan tidak menyebabkan mabuk laut atau minimal membantu kita tidur untuk membuang bosan (masalahnya efek kantuk antimo hanya berjalan 20 menit untuk saya sisanya mata akan kembali segar T_T).
Cara lain membuang rasa bosan adalah, siapkan cemilan sebanyak-banyaknya agar bisa terus mengunyah selama 3 jam perjalanan :p. Selain itu tetap berpikir positif karena 3 jam perjalanan akan dibayar dengan indahnya Pulau Derawan dan pulau-pulau lainnya :).
Derawan I’m coming……
Fotonya amazing kak, pengen juga ke derawan…
Makasi kak arie. Wajib dikunjungi Derawan itu kak hehe
Nice trip Kak 😀 Semoga bisa menyusul
Amiiim, semoga bs segera ke Derawan hehe
Ko bagus bgt ft ft di derawannya terutama maratua.. Itu triphemat udh all in berapa hari berapa malam?? Nginepnya di mana?? Kalau di maratua kamar lautnya semalem berapa ya ko?? Dr kmarenan pingin trip derawan tapi banyak org bilang udh ga sebagus dl jadi ditunda terus.. Pas liat blog ini kok masih bagus ya ������
Haloo, utk harganya sdh all in itu. Nginepnya di Derawan, 2 malam. Kl di Maratua perkamar 650rban. Utk snorkling Derawan memang ud ga sebagus dulu, tapi lautnya masih jernih koq penyu juga masi banyak seliweran