Stupid mistakes, 13 orang tertinggal pesawat

Tertinggal pesawat ?? Buat beberapa orang dengan berbagai macam alasan keterlambatan mungkin ini adalah suatu hal yang “wajar” kalau tidak mau disebut blo’on. Anggaplah sedang kurang beruntung dan harus sedikit beramal dengan merelakan tiket hangus.
Wait… kalau iya memang yang tertinggal pesawat itu 1 atau 2 orang mungkin bisa berbesar hati merelakan uang melayang bersama pesawat itu, tapi apa jadinya kalau yang tertinggal 1 rombongan berjumlah 13 orang??? And thats becoz of me #soraksoraigembira
Stupid Idea saya menyerahkan semua urusan check-in dan sebagainya ke adik saya yang biasanya lenggang kankung setiap kali bepergian. Penerbangan pukul 9 pagi dari Kuala Lumpur ke Penang, jam 7 pagi 13 personil rombongan sirkus ini sudah tiba di bandara. Saya menugaskan adik saya dan suaminya yang waktu itu newleyweds untuk mengurus check-in, sementara saya menjaga trolley koper dan mengumpulkan ibu-ibu yang setiap 5 menit sekali hilang entah kemana. Selang beberapa menit, adik saya
kembali dengan membawa lembaran boarding pass dan langsung membagikannya ke semua orang, bodohnya saya tidak mengecek waktu keberangkatan malah memasukan boarding pass ke dalam tas dan bertanya ke adik saya“ada berita delay gak?”
“ngak, on-time koq masuk boarding lounge jam 9”.

OK, saya biarkan lah ibu-ibu itu seperti anak ayam lepas, 5 menit hilang, 15 menit kemudian kembali membawa kantong kresek berisi coklat, 5 menit kemudian hilang lagi dan kembali membawa kantong kresek berisi  key chain, lalu datang dengan fridge magnet yang terakhir 1 kantong besar berisi 13 burger.

Jam 8.30 saya berhasil mengumpulkan ibu-ibu ini berbaris untuk masuk ke boarding lounge, selama perjalanan masih saja ada yang tiba-tiba mental dan hinggap di barisan toko souvenir. Alhasil tepat jam 9 kami baru tiba di boarding lounge, ruang tunggu yang paling sepi dan sejuk selama trip saya.“Enak yaa, ruang tunggunya sepi gak kaya pasar, banyak orang gelimpangan di lantai gitu”

celetuk salah satu ibu-ibu yang notabene adalah tante saya sendiri.

10 menit berlalu saya baru sadar sepertinya ada yang tidak beres, kenapa tidak ada satupun penumpang lain di ruang tunggu ini, kenapa tidak terlihat satupun pesawat parkir di runway sana? Saya berinisiatif menanyakan apakah penerbangan kami delay atau tidak. Petugas yang saya tanyakan tiba-tiba terlihat panik (empatinya besar sekali sampai dia ikut panik). Dia hanya bisa menunjuk-nunjuk ke balik bukit sambil satu tangan lainnya meraba-raba meja entah mencari apa. Yang terucap dari mulutnya hanya“you…”
“fly…” “you…” “there…”
.

Sontak saya teringat boarding pass dan membaca waktu keberangkatan kami, yesssss “DEPARTURE TIME : 09.00 – GATE CLOSES 45 MINUTES BEFORE BOARDING”

Iyalah saat ibu-ibu itu kocar kacir kesana kemari, pesawat itu sudah melenggang cantik di runway siap take off, jam 9 saat kami mengagumi ruang tunggu yang sepi mungkin pramugari sudah selesai memberikan instruksi keselamatan. Ingin marahi sang adik tapi saya juga ikut terlibat dalam kesalahan ini, terlalu percaya dan tidak double check. Ingin marah sama ibu-ibu yang tingkahnya seperti anak ayam lepas ini tapi semuanya sepuh di keluarga, nanti malah saya kena kutuk. 10 menit shock tertinggal pesawat, mencoba berpikir jernih akhirnya saya memutuskan untuk menyewa 1 minibus yang bisa menampung 13 orang sekaligus. Kami bisa mengikhlaskan untuk mengeluarkan extra Ringgit, anggap saja perjalanan darat 5 jam Malaysia-Penang menjadi salah satu agenda perjalanan kami, apalagi kami bisa merasakan melintas di Penang Bridge, Jembatan laut terpanjang di ASEAN yang membentang sejauh 16.9 Km.
Terinspirasi untuk menulis My Stupid Mistakes Series setelah selesai membaca buku I’m Not Backpacker-Asean Escape hasil karya Hendra Fu si kutang traveler yang menjelajah 10 negara di Asean. (kenapa yang menginspirasi justru bagian stupid-nya yah?) Coba beli dan baca bukunya, isinya tidak mendoktrin tentang rute perjalanan, tapi lebih mengangkat pengalaman pribadi si penulis yang kadang bikin terkekeh sendiri.

Enterpreneur, Travel Blogger, Instagramer, Hotel & Resto Reviewer, Fuji Film User.
17 Responses
  1. Taufan Gio

    Salut campur ngakak..

    Duh paling gak bisa kalo harus bawa rombongan ibu2 biarpun itu famili sendiri. Nyerah saya!
    *melambaikan tangan ke kamera*

  2. Haryadi Yansyah | Omnduut.com

    Tadi sebelum baca udah deg-degan aja, ngebayangin itu penerbangan internasional. Ya walau penerbangan domestik tetap aja, "tekornya tuh di sini," *tunjuk dompet*

    Salam kenal mas 🙂

    1. Anthony Leonard

      Bener, yg hrsnya dana lebih buat keperluan lain jd ada pengeluaran tak terduga. Tp seru sih mentertawakan kebodohan sendiri :p
      Salam kenal juga mas, terima kasih sdh mampir

  3. Fanny Fristhika Nila

    Itulah kenapa aku paling ga mau dijadiin PIC saat traveling rame2 😀 resikonya gede.. Pdhl temen2 biasanya nunjuk aku tiap kali kita traveling krn mrk tau aku yg paling sering jalan2. Tp utk jumlah banyak, tanggung jawab msg2 aja de, ato sewa travel agent sekalian :p

  4. Fanny Fristhika Nila

    Itulah kenapa aku paling ga mau dijadiin PIC saat traveling rame2 😀 resikonya gede.. Pdhl temen2 biasanya nunjuk aku tiap kali kita traveling krn mrk tau aku yg paling sering jalan2. Tp utk jumlah banyak, tanggung jawab msg2 aja de, ato sewa travel agent sekalian :p

  5. Cumilebay MazToro

    Hahahaha ibu2 dan anak ayam kocar kacir kalo liat toko buat belanja yaaaa
    Dan alhamdulillah mudah2an aku ngak eprnah ketinggalan pesawat #ngaksanggpbelitikellagi

Leave a Reply