Pulau ke-2 yang kami kunjungi setelah pulau Derawan adalah Pulau Maratua. Untuk menuju pulau ini dibutuhkan waktu sekitar 1 sampai 1.5 jam. Perjalanan menuju Maratua dihiasi oleh bunyi “jackpot” dari teman teman peserta opentrip. 4 orang dengan sukses mengeluarkan kembali sarapan nasi gorengnya dari perut menuju ke kantong plastik. Seketika itu kantong plastik dan minyak angin jadi barang berharga, coba saat itu ada monyet ekor panjang, pasti terjadi jambak menjambak merebutkan kantong plastik :p. Saya akui perjalanan menuju Maratua cukup menegangkan karena ombak sangat besar.
atas speedboat. Selama ini mungkin melihat Maratua dari internet dengan anggapan “fotonya pasti diedit”
tapi ternyata asli seasli-aslinya, perairannya jernih banget. Walaupun ga berkoral, dari atas dermaga kita bisa melihat ikan-ikan berenang, dan yang pasti kawanan penyu lebih banyak terlihat dipulau ini. Dari beberapa pantai yang saya kunjungi, mungkin ini adalah pantai dengan air terbersih yang PERNAH saya kunjungi.
Puas menikmati air jernih dan pasir putih, masih di pulau ini, kami di ajak untuk memasuki Goa, entah apa namanya Goa ini karena sepertinya ini adalah lokasi tambahan yang tidak ada di jadwal perjalanan.
Untuk menuju ke Goa ini, kami menggunakan mobil bak terbuka (persis seperti ternak yang di giring masuk kandang :p). Menjelajahi pulau Maratua, kami dapat melihat kehidupan penduduk lokal. Disini relatif sepi, lebih tradisional dibanding Derawan. Yang menakjubkan ada Ibu penjual es puter keliling yang
rasanya nikmat banget dengan potongan buah lokal dengan rasa serupa buah nangka. Harganya?? cukup 1.500,-. Ini hebatnya penduduk lokal yang belum tercemar dengan “otak matre”, saya yakin si Ibu tau kalau yang beli adalah anak-anak kota yang kehausan, beliau jual 5.000,- pun pasti kita beli. nyatanya si Ibu tetap menjual dengan harga standar. Salut, semoga rejeki beliau selalu dimudahkan.
“Loncatlah kalian dari sini, berenang kesana” Pak Sanusi menjawab dengan datar sedikit nyebelin. OK,
ini pengalaman pertama saya harus loncat dari ketinggian 3 meter, langsung menuju ke laut tanpa pelampung dan harus berenang melawan arus menuju Goa tersebut. “Cepetaaaan, durasi kita habis disini, JANGAN KELAMAAN!!” Teriak Pak Sanusi. Ini Liburan apa test masuk Angkatan Laut sih?? T_T
Kolam, saat nyemplung di laut pasti ada perasaan takut juga. Mendekati mulut Goa kami sudah bisa menjejakan kaki di dasar, hanya harus ekstra hati-hati, cukup banyak batu karang tajam. Beberapa
dari kami sempat terantuk batu karang dan berdarah.
Gimana cara naik ke atas dermaga setinggi 3 meter ???. Alhasil kami merayap-merayap di tiang dermaga yang licin berlumut. belum lagi binatang-binatang kecil yang merayap keluar entah dari mana saat kami pegang tiang berlumut itu hihi.