Lelah teramat sangat yang merengkuh tubuh. Sejak pukul 7 kami beranjak meniti jalan saat mungkin sebagian penghuni ibukota masih menggeliat malas di peraduannya. Entah sudah berapa kali kami saling melempar tanya, “dimana gerangan sang curug?”. Saat matahari tepat berada di atas kepala, kami rasakan euphoria kami hampir menguap sepenuhnya. Terakhir kali kami melihat peta di gawai kami, tertulis masih 4 jam untuk sampai ketujuan. Sudahlah, nikmati saja sisa perjalanan kami.
Tak tahu berapa desa yang sudah kami lintasi, berapa hutan yang sudah kami tembus. Tak terhitung berapa kali mentari meringkuk di balik awan menyisakan ragu akan turunnya hujan, sesaat kemudian awan berlalu pergi mencerahkan harapan akan langit biru. Pemandangan silih berganti, hamparan hijau perkebunan teh, tepi tebing yang menyajikan pandangan lepas perbukitan jauh di seberang hingga deretan rumah penduduk mungil dengan lambaian anak-anak kecil yang riang bermain di tepi jalan.
Memasuki Desa Karang Jaya, baru kali ini saya menyaksikan sebuah desa berlatarkan air terjun. Tak hanya 1 tapi dari kejauhan saya bisa melihat bukit-bukit hijau yang dialiri curahan air meliuk-liuk bak selendang putih yang terurai menjuntai membelah bukit.
Namun hanya ada satu curug besar setinggi kurang lebih 100 meter, tercurah membasahi bumi, Curug Citambur.
Baca juga: Legenda Bidadari di Curug Siputri, Kuningan
Tepat berseberangan dengan kantor Desa Karang Jaya terdapat gerbang kayu menuju Curug Citambur. Kami kembali bersemangat saat melintas jalan kecil berbatu yang sedikit menanjak selepas melewati danau kecil, Situ Rawa Suro. Sedikit menyulitkan memang karena jalan yang dilalui benar-benar jalan berbatu dalam posisi menanjak dan hanya selebar 1 badan mobil. Tak disangka selepas jalan ini, area parkir Curug Citambur tertata dengan rapi. Di sebelah kiri berjajar loket dan warung penjual makan dan minum. Akses setapak menuju curug telah dilengkapi dengan taman kecil penuh bunga. Tak lebih dari 5 menit berjalan kaki dari area parkir untuk menyaksikan megahnya Curug Citambur.
Hembusan air Citambur menerpa bak hujan. Besarnya debit air yang jatuh dan tiupan angin diantara dua tebing menghijau membuat uap air turun bagaikan hujan. Siluet kabut tipis yang mengambang berpadu dengan uap air yang menari di udara, belum lagi hamparan kebun bunga yang mengkilap tertutup bulir-bulir air menjadikan Curug Citambur bak potongan indah cerita dari negeri dongeng.
Cerita rakyat pun bergulir tentang penamaan Curug Citambur. Konon dahulu, Curug Citambur adalah lokasi pemandian para raja dimana saat raja hendak berkunjung, para pengawalnya menabuh gendang yang terdengar hingga ke pelosok desa. Cerita lain yang berkembang, dahulu saat Citambur masih memiliki debit air yang luar biasa banyak, curug ini menimbulkan bunyi berdentum layaknya gendang yang ditabuh.
Derasnya aliran air Curug Citambur menjadikan curug ini tidak dapat digunakan untuk mandi. Curug ini sendiri terdiri dari 2 tingkatan yang menurut warga setempat jika ditotal ketinggiannya hampir mencapai 120 meter. Di tepi tebing terdapat batu mencuat yang sering dijadikan tempat untuk berfoto, namun mengingat kondisi yang selalu basah dan angin kencang yang bisa tiba-tiba berhembus disarankan untuk mencari lokasi berfoto lain yang lebih aman.
Hilang sudah penat kami saat disapa sejuknya hempas air Curug Citambur. Mungkin ini adalah air terjun setinggi ratusan meter pertama yang bisa saya sambangi tanpa harus berjalan kaki berjam-jam. Perjalanan kami memang menempuh hampir 8 jam dari Jakarta, namun hanya dibutuhkan waktu 5 menit berjalan kaki di jalan setapak yang telah di tata dengan sangat indah.
Lelah kami telah dihapus oleh megah dan indahnya Curug Citambur.
Catatan C4ME:
- Usahakan untuk membawa baju ganti karena pasti akan basah terkena hempasan uap air Curug Citambur
- Jalan disekitar curug selalu basah sehingga agak sedikit licin, berhati-hatilah saat sedang berfoto.
- 2 rute untuk menuju Curug Citambur, melalui Cianjur kota atau Ciwidey Bandung.
Melalui Cianjur:
Cianjur kota-Perintis Kemerdekaan-belok kiri arah Cilaku-Cibeber-Campaka Sukanegara-Pagelaran Sukanegara-belok kiri di Simpang Sinagar- sekitar 40 menit jalan kecil berbatu dan berkelok menuju wilayah Pasir Kuda.Melalui Ciwidey :
Soreang-Ciwidey-Ranca Bali-Ranca Upas-pertigaan belok kanan-lurus terus hingga ketemu Pasir Kuda (menurut info terakhir jalan ini sedang diperbaiki sehingga diwaktu tertentu akan ditutup) - Usahakan untuk keluar dari wilayah ini sebelum gelap karena beberapa ruas jalan tidak ada penerangan
- Semua photo diambil menggunakan kamera HP
wahh keren!.
perjalanannya lama juga ya… tp worth it lahh
worth it mba hehehe
Megah sekali Curug citambur ini. Namanya berarti mengikuti deram jatuh air ya. Untuk lokasi prewedding juga bagus banget nih
Betul sekali mba. Mau prewed asal siap basah aja gaunnya mba hehehe
Sepupuku ada yang tinggal di desa Sukanegara, Cianjur, dan untuk menuju kesana rasanya jauuuuuh pisan.. Saking terpencilnya dulu suka ada macan melintas di jalan lho..
Btw Curug Citambur ini cocok buat destinasi adventure berikutnya!
Emang jauh pisan kak Badai, cararangkeul semuanya
Ih keren banget, air terjun nya gede.Kapan lalu waktu lewat ciwidey mau ke cianjur di kasih tau sopir kalo ada air terjun gede tp kejauhan ngak keburu waktu nya
Siap2 pantat tepos om cumi
Seger banget liatnya kak leo :))
Makasi Ima
keren mas curugnya,tapi lebih keren lagi penyampaian kata kata nya,woww amazing dah
Terima kasih sudah mampir mas
Butuh perjuangan ya mas.
Tapi kalo secantik ini sih gak nyesal juga meski harus berjuang gitu.
Om, rute jalan kalau lewat ciwidey sesepi apa si?
Kira kira rawan gak ya?
Rawan sih engga krn lewat banyak perkampungan warga. tapi setau saya, rute ciwidey lagi tutup karena perbaikan jalan
Itu info waktu saya kesana. Kurang tahu kalo sekarang mas
Perjuangan banget kesini pas hujan, medan jalannya bener-bener dah 😀
yang susah2 tapi indah mas hehe
Apakah menggunakan mobil bisa untuk ke curug ini…
Bisa mas, silakan dibaca tulisan saya 🙂
Saya juga pernah kecitambur. Dengan motor dari bandung. Perjalan yg sedikit melelahkan tetapi terbayar dengan pemandangan sepanjanga jalan. Kereeeeen.
wah brp jam itu motoran dr bandung mas?
Mantap memang….dulu sekitar tahun 95 belum di kelola…kebetulan dulu kerja di perkebunan teh di atasnya jadi kalau mau ke desa sering lewat jalan setapak disisi kiri air terjun
wah terima kasih sharing infonya pak
Ditunggu edisi petualangan ke curug citambur hari kamis tanggal 25 Mei 2017 jelang Papajar Akhir dan jelang Awal Bulan Puasa Ramadhan….
Salam Cianjur Jago …
Keren curugnyaa….
Makasi kak TC
mau kesana nih hari ini om, klo dari depok bisa makan waktu brp jam yaaa ��
Waduh mas, saya ga bisa prediksi krn sy bukan orang depok. Saya brangkat dari JKT-Cianjur kota-Citambur, total 8 jam. Mas kira2 sendiri deh kl gitu hehe
sekitar sini ada tempat buat ngecamp nyaa ga yaa mas??
Sepertinya ada mas, tp mungkin ga bs deket dengan air terjun
Keren om
Kira2 dari cianjur masih brp menit lg om?
Ane dari depok juga om
Ente brp jam om dari depok k sana?
Ada cottage kecil dekat curug, 300rb/malam
Wah makasi info nya mas
Pnh ksni jalan ny extrem aplg pas di jln yg namanya lemah neundeut turunan curam ,,,jd hrs turun smwa yg bw anak istri dsruh jln ,,,sgt2 bgus surga tersembunyi
saya aja hampir nyerah krn berasanya ga sampe2 hehe
Dari pakiran mobil, berapa jauh lagi jalan kakinya?
dari parkiran deket banget mas