Bertualang Rasa di Harris Cafe Kelapa Gading

Siapa tidak kenal Kelapa Gading. Salah satu kawasan perumahan yang menurut saya kini sudah berkembang layaknya kota mandiri. Puluhan tahun saya pun menyaksikan bagaimana wajah Kelapa Gading bersolek, cantik, buruk, cantik lagi hingga saat ini wajahnya sedikit buruk namun untuk kebaikan di masa mendatang. Mesin berat bergelimpangan hampir memakan seluruh ruas jalan yang menyisakan 1 jalan aktif untuk dilalui. Macet luar biasa. Tapi sepertinya penghuni kawasan Kelapa Gading telah terbiasa dengan kemacetan. Belum lagi pendatang-pendatang yang sekadar mampir menghabiskan malam sebelum beranjak pulang.

Daya tarik utama Kelapa Gading adalah one stop entertainment area. Segala macam rupa ada di Kelapa Gading. Contohnya, kuliner. Saya rasa segala jenis makanan, Sabang-Merauke, lokal-internasional, semuanya tersedia. RatusanĀ  resto, ruko, rukan dan warung makan berjajar lengkap di Kelapa Gading. Belum lagi yang terdapat di dalam pusat perbelanjaan. Dan jangan lupakan pula resto-resto berkelas yang terdapat di hotel-hotel yang semakin menjamur di Kelapa Gading. Salah satunya, resto di dalam hotel Harris, sebagai pioneer hotel berbintang di kawasan Kelapa Gading.

Harris Cafe, mungkin rastusan kali saya melintas di depan resto ini tanpa pernah tahu kalau resto ini terbuka juga untuk umum. Baru kemarin saya berkesempatan mencicipi kuliner persembahan Harris Cafe saat menghabiskan akhir pekan di Harris hotel. Resto ini memang digunakan pula untuk area sarapan pagi tamu hotel, letaknya persis di sebelah kiri pintu utama Harris hotel. Sesuai dengan temanya “The Brighter Side of Life” , resto ini memang sedikit benderang dibanding resto sekelas lainnya yang cenderung temaram. Namun menurut saya justru ini keunggulan ketika menjatuhkan pilihan lunch atau dinner meeting di Harris cafe. Tak perlu mengernyitkan dahi membaca berkas di bawah cahaya temaram.

Harris Cafe memiliki menu lokal dan western food sebagai pilihan. Yang menarik, walau menu yang tertera pada buku menu tak banyak dan standar di semua hotel Harris, masing-masing hotel bebas berkreasi untuk menyajikan menu chef recommendation. Di Harris Cafe, Harris Kelapa Gading, diawaki oleh Chef Anton dan Chef Ade menyajikan menu chef recommendation yang berganti setiap bulannya. Belum lagi promo-promo menarik lainnya, seperti paket makan berempat dengan harga sekitar Rp 70.000-an sudah lengkap dengan menu utama, menu pendamping dan minum. Dan jangan lewatkan belasan sambal dari penjuru nusantara yang bisa dicicipi di island table yang terletak di tengah Harris Cafe. Dabu-dabu, Matah, Sambal Terong, tiap harinya mungkin ada 10-15 sambal yang disajikan. Chef Ade juga berujar kalau seluruh makanan di Harris Cafe menggunakan bahan-bahan terbaik dan secara kualitas diawasi langsung oleh General Manager hotel berkebangsaan Perancis. Tahu dong bagaimana perfeksionisnya warga Perancis akan tampilan dan rasa sebuah makanan?
Harris Kelapa Gading
Harris Kelapa Gading
Perkenalan pertama saya dengan Harris Cafe dimulai dengan menu lokal, Sop Buntut Bakar. Pertama yang menjadi perhatian saya adalah porsi! Untuk manusia yang laparnya berkala setiap 2 jam seperti saya, porsi makan di Harris Cafe ini sangat memuaskan. Lagi-lagi Chef Ade menyampaikan titah sang General Manager.
“Untuk apa orang makan di hotel dengan porsi yang sedikit, berikan kepuasan lebih dengan porsi yang wajar”

 

Hadir dalam balutan tradisional, 4 potong besar daging dan kawan-kawannya tersaji di atas piring tanah liat. Sop pun disajikan di bokor dengan api kecil untuk menjaga tetap hangat. Daging buntut bakar ini super empuk dengan manis yang meresap sempurna di dalam daging. Rahasia empuknya? Tanpa proses presto, daging-daging ini telah diolah sejak pagi oleh Chef Ade. Bayangkan mengolah bahan dari pagi untuk disajikan sebagai hidangan makan malam. Keseriusan menjaga kualitas yang patut diacungi jempol. Sebagai hidangan penutup saya memesan lava cake. Yang saya tahu, membuat lava cake itu susah-susah gampang, harus dengan waktu dan takaran yang pas agar bisa padat di luar namun meleleh saat dipotong. Maksud hati menguji ketangguhan Harris Cafe, dan saya terpuaskan dengan lelehan coklat panas yang mengalir begitu lava cake saya potong.
Harris Kelapa Gading
Harris Kelapa Gading
Esoknya, makan siang kembali saya lakukan di Harris Cafe. Di tengah jam makan siang saat akhir pekan, terbayang sudah betapa ramainya Mall Kelapa Gading. Dari itu saya memutuskan untuk tidak meninggalkan Harris hotel. Saya bisa makan siang dengan nyaman tanpa ada hiruk pikuk ratusan keluarga yang memboyong seluruh anggota keluarga mengunjungi mall untuk mengisi perut. Ini keuntungan bersantap di resto yang berada dalam hotel, suasana pasti lebih terjaga dan tenang. Siang itu bersama beberapa teman saya memesan Asinan Bogor, Sup Kimlo dan Cumi Bakar. Asinan memang standar hanya sayur-sayur segar, yang membuatnya istimewa adalah saus kacangnya menggunakan kacang mede. Rasanya lebih gurih. Tak ada selentingan rasa pahit seperti pada saus kacang tanah. Asam dan manisnya juga pas, segar sebagai menu pembuka penggugah selera.
Harris Kelapa Gading
Harris Kelapa Gading
Sup Kimlo, dengan porsi yang luar biasa besar. Sup gurih asal Solo ini pas disajikan sebagai menu berkuah menemani nasi cumi bakar yang saya pesan. Isinya memang standar seperti wortel, jamur kuping, irisan bakso dan soun. Namun semuanya dimasak dengan waktu yang tepat. Tidak terlalu layu, jadi sayur-sayurannya masih terasa segar dan renyah. Cumi bakar dengan isian tahu menjadi menu utama saya. Cuminya tidak overcooked, sehingga tidak alot serta mudah untuk dipotong dan dikunyah.

Sayur asamnya juga juara (saya baru sadar makan saya banyak sekali). Saya paling picky dengan sayur asam. Sayur asam yang saya temui kadang terlalu asam seperti sayur basi atau terlalu manis seperti kolak, bahkan lebih parah rasanya hambar. Sayur asam Harris Cafe saya rekomendasikan karena asam, manis dan pedasnya juara! Siang itu saya tutup dengan klepon. Buat saya klepon yang sukses adalah klepon yang “muncrat” saat di gigit. Klepon Harris Cafe sukses memuncratkan isian gula jawa cairnya. Untungnya gak ada yang lihat. Walhasil potongan selanjutnya saya menggunakan table manner dengan memotong-motong klepon terlebih dahulu.

Petualangan rasa saya tak lengkap jika tak mencicip menu western Harris Cafe. Chef Ade menjanjikan suatu yang istimewa di menu western Harris Cafe. Berhubung perut sudah “tutup buku” untuk makan siang, akhirnya malam hari saya kembali duduk manis di Harris Cafe. Menagih janji dari Chef Ade. 4 menu kembali hadir untuk saya nikmati. Tampilannya kini lebih simple dengan piring keramik putih. Sebagai pembuka adalah Tuna with manggo sauce. 3 potong segar daging tuna dimasak medium rare. Bagian tengahnya masih merah merekah. Meskipun setengah matang, daging tuna ini jauh dari kata amis.

Harris Kelapa Gading
Harris Kelapa Gading

Salah satu favorit saya malam itu adalah Creamy pumpkin soup. Labu, wortel, rasa yang dapat saya kenali, diblender dengan cream dan ada rasa hangat jahe begitu soup meluncur ke perut. Manis dan hangat rasa yang dominan dari soup ini.
Grilled fine tenderloin coated. Ini menu istimewa yang disiapkan Chef Ade untuk saya. Apa istimewanya sepotong steak sapi? Dagingnya bukan lokal, bukan New Zealand, bukan pulau Australia. Dagingnya didatangkan langsung dari Prancis. Tidak percaya? buktikan saat memotong daging ini. Tanpa perlu tenaga berlebih sampai mengguncang satu meja makan, daging ini terbelah sempurna dengan sentuhan ringan pisau makan. Saat digigit pun dagingnya terasa sangat lembut. Serat daging hampir tak terasa, serat sutera ujar Chef Ade. Bagian luarnya sedikit crispy sementara di bagian dalam, dengan tingkat kematangan medium rare rasanya potongan daging sapi Perancis ini lumer di dalam mulut.

Harris Kelapa Gading
Harris Kelapa Gading
Harris Kelapa Gading
Harris Kelapa Gading
Makan malam saya berakhir dengan makanan penutup khas Perancis. Mille feuille atau Napoleon cake. Dilihat sekilas mungkin bentuknya mirip dengan wafer berlapis-lapis. Lapisan tebalnya adalah puff pastry dengan pastry cream dan irisan buah segar. Rasanya ringan dengan manis yang tak terlalu menyengat. Buah-buahnya menjadi pencuci mulut mengakhiri petualangan rasa saya.
Harris Kelapa Gading
Harris Kelapa Gading

Peta kuliner Kelapa Gading saya bertambah setelah perkenalan saya dengan Harris Cafe. Dari segi kualitas rasa, tak perlu diragukan lagi. Dari segi kenyamanan, saya sangat menikmati bersantap, siang atau pun malam di Harris Cafe. Bagi yang sering mengunjungi Mall Kelapa Gading pasti tahu betul betapa ramainya saat menjelang jam makan. Untuk harga? Banyak paket-paket murah dan menarik yang ditawarkan Harris Cafe. Yang paling utama adalah menu Chef Recommendation yang selalu baru setiap bulannya…hmmm sepertinya “petualangan rasa” saya tidak berakhir sampai di sini. *elus-elus perut

Harris Kelapa Gading
Harris Kelapa Gading
Catatan C4ME :
– Seluruh makanan di Harris Cafe tidak menggunakan MSG
Juice Harris Cafe tidak menggunakan gula dan es batu. Rasa dingin didapat dari buah yang didinginkan terlebih dahulu sebelum diblender
– Harris Cafe buka untuk umum hingga pukul 24.00
– Harris Cafe memiliki paket Stay n Eat, menginap termasuk paket lunch/dinner
– Kabarnya Mei nanti Harris Cafe akan direnovasi dan tetap beroperasi selama proses renovasi. Harris Cafe akan hadir dengan tampilan baru menjelang akhir tahun 2017Harris Cafe at Harris Hotel Kelapa Gading
1st floor
Mal Kelapa Gading, Jl. Bulevar Kelapa Gading, Kelapa Gading,
Phone:+62 21 45878200
www.harrishotel.com
Instagram : @harrisklpgading

Enterpreneur, Travel Blogger, Instagramer, Hotel & Resto Reviewer, Fuji Film User.
4 Responses
  1. Tracy Chong

    Ya ampun, kak…cara mendeskripsikan makanannya..bikin ngiler lahh….gawat! Haha..Saya suka pumpkin soup! Kayanya mesti coba kalau ke sana. Steaknya memang kelihatan beda ya, dari warnanya saja sudah terlihat mantap!

Leave a Reply