Belakangan ini saya cukup senang membaca Qubicle. Artikelnya tidak terlalu panjang dengan bahasa yang ringan. Tentunya favorit saya adalah Escapade dengan ratusan artikel related to traveling, walaupun kadang informasi-informasi ringan dari kanal yang lain, seperti cara yang benar menuang beer juga terlalu menarik untuk dilewatkan.
Menggelitik memang salah satu artikel di www.qubicle.id berjudul “Project Mercury” Bukan menyoroti tentang kedigdayaan negeri Paman Sam tentang keberhasilannya mendaratkan Neil Armstrong dan Buzz Aldrin dengan laki-laki Jawa bernama selamat di bulan puluhan tahun silam, tetapi lebih kepada benar tidaknya bukti foto yang memperlihatkan kedua astronot tersebut mengibarkan bendera Amerika di bulan. Apakah benar saat itu mereka sudah menjejakkan kaki di Bulan? Sang penulis, Agan Harahap mempertanyakan seberapa jujurkah dunia fotografi sekarang ini.
Membaca artikel ini di Qubicle setidaknya sedikit menyentil saya untuk tidak terlalu percaya dengan hasil
fotografi. Ini saya camkan betul saat sedang mencari informasi tentang satu lokasi wisata. Sudut pengambilan gambar dan editing kadang membuat suatu lokasi terlihat begitu indah padahal aslinya
biasa banget. Atau terkadang suatu foto mempersempit sudut pandang kita dengan menyajikan secuil bagian indah dan menyembunyikan segala yang tak sedap dipandang mata. Dilemma memang, apalagi sebagai seorang blogger yang senang jeprat-jepret, menyajikan suatu yang indah dalam hasil jepretan sepertinya mutlak dipenuhi. Untuk menyeimbangkan, saya memaparkan keadaan aslinya dalam tulisan saya. Paling tidak saya tidak akan dicap sebagai pembohong walaupun sebenarnya bagus atau tidak, baik atau buruk itu kembali lagi ke selera pribadi.
Saat fotografi di manipulasi |
Waaduuuh… jadi tersinggung ni saya. Saya biasanya hanya mengedit kecerahan gambar aja untuk blog. Not more.
edit mencerahkan warna kan tidak merubah esensi foto mas hehe. Di lomba foto juga masih diperbolehkan koq
Sentilan kecil tapi sangat dalam untuk mengajak berperilaku lebih jujur dalam menampilkan hasil fotografi *tapitanpaeditanberasamasihpolos
Edit brightness, contrast, saturation masih diperbolehkan dalam taraf wajar dan tidak merubah esensi foto 😀
Ah menarik tulisannya, Om. Istilah 'The Man behind camera' rupanya bukan hanya soal bagaimana mengambil foto dengan baik, melainkan jug pasca pemotretan, bagaimana ia memperlakukan foto tersebut.
Btw, saya tergelitik dengan pernyataan terakhir! Hehehe 😀
Terima kasih sudah mampir mas, ini cuma opini pribadi ya heheh
berminat ikutan nambahin ikan cupang mas??