Sejatinya indah…makna dari Jatiluwih, salah satu desa di Bali yang terkenal dengan areal persawahan berundak atau terasering terbesar di Bali, mungkin pula di Asia Tenggara. Dengan luas 636 hektar, menatap sawah berundak di Jatiluwih layaknya menatap permadani hijau yang membentang sejauh mata memandang.
Bapak Jerry, juru mudi kami sempat terheran-heran dengan tujuan wisata kami. Bukan sekali Pak Jerry tercengang dengan tujuan wisata kami. Namun kami sangat berterima kasih dengan kesigapan Pak Jerry untuk mengantar kami berkeliling ke tempat-tempat yang tak biasa dan agak jauh jaraknya. Beliau hanya sekedar menegaskan tentang jarak yang akan ditempuh agar kami memiliki gambaran seberapa lama kami akan berada dalam perjalanan.
Sekitar 2 jam dari Bali Selatan untuk menuju Desa Jatiluwih-Tabanan, yang berada di Bali bagian utara. Semakin mendekat Desa Jatiluwih semakin sering kami menemui areal persawahan. Lagi-lagi Pak Jerry berujar setengah menggoda
“Apa bedanya mas sawah di Pulau Jawa dengan sawah Jatiluwih nanti, sama-sama hijau, sama-sama padi yang dilihat”
Kami hanya bisa terkekeh mendengar celotah Pak Jerry di balik kemudi.
manfaat, dimanfaatkan untuk pertanian, perikanan dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Masih menganggap Jatiluwih hanyalah sawah biasa?
Informatif!
Inovatif dan kreatif gak?
Hahaha, pastinyaaa.
Jadi Pengen ke Jatiluwih juga nih…biasa kalau sawah selalu identik dengan Tegalalang ya
jatiluwih keren bener pemandangan sawahnya …
foto no 1 .. suka bangettt
Terima kasih banyak mas 😀