Sepuluh tahun lalu, acara bertema traveling mungkin masih bisa dihitung dengan jumlah jari di 1 telapak tangan. Satu acara yang menarik hati saya saat itu adalah Jejak Petualang dengan host Mba’ Riyanni Djangkaru. Dan yang sangat sering terngiang di telinga saya saat itu adalah satu daerah bernama Labuan Bajo. Sepuluh tahun lalu saya berangan-angan suatu saat saya akan menginjakkan kaki saya di Labuan Bajo tanpa tahu ada apa di sana. Yang saya tahu kelak saya akan menunggu indahnya matahari terbenam sambil menyaksikan kapal berlalu lalang membelah perairan berwarna keemasan dan bertegur sapa dengan penduduk murah senyum di kota pelabuhan kecil di timur Indonesia.
Tampak luar saya mungkin tidak terlihat letupan kegembiraan, berusaha melenggang santai di karpet biru
sepanjang selasar menuju bangunan bandara Komodo Labuan Bajo, tapi dalam hati saya bersukacita angan-angan 10 tahun lalu kini ada di depan mata saya. Entah masihkah sama keadaan Labuan Bajo 10 tahun lalu saat saya menyaksikan keindahannya melalui layar kaca dengan saat ini. Dari apa yang saya dengar dan baca, Labuan Bajo kini tak ubahnya kota yang menggeliat meninggalkan rasa tradisionalnya. Belum lagi semakin padatnya penginapan, restoran, dive center, warung souvenir dan sebagainya yang ujungnya selalu berimbas pada melimpahnya produksi sampah.
terjauh saya, sulit pun tidak. Tapi rasa senang yang membuncah karena angan-angan yang terwujud terus
menggelayut mengesampingkan segala macam hal berbau “walaupun” yang menentang keindahan Labuan Bajo. Tak henti saya dibuat kagum dengan indahnya paras Labuan Bajo, saya melangkah menjauh dari keramaian. Adalah Bukit Waecicu, hmmm… saya membayangkan mungkin 10 tahun lalu inilah wajah Labuan Bajo. Kota kecil di pinggir pantai dengan kontur berbukit. Dari atas Bukit Waecicu saya bisa menatap bibir pantai yang berlekuk indah. Barisan bukit hijau menguning diterpa hangat matahari sore beradu kontras dengan birunya laut dan langit. Tak terasa sang surya bergulir perlahan sebagai tanda saya untuk segera meninggalkan hening dan tenangnya Bukit Waecicu untuk kembali ke keramaian kota pelabuhan. Entah berapa kali saya berhenti untuk mengabadikan indahnya senja di Labuan Bajo, di setiap belokan selama perjalanan pulang menuju penginapan.
Instagram : @ashadinathaAshadi Trip
Fotonya bagus bagis mas.tiba tiba jadi kekurangan vitamin sea heje
Makasi sdh mampir mas, kekurangan vitamin sea bisa berakibat mudah terserang penyakit mas. Segerakan utk dipenuhi kebutuhan vit sea nya ya :p
Asik tulisan nya. Masih to be continued kan??
Lanjut dong ini kan baru part 1 di Bajo
Meleleh deh….. Canggih ya kak gelas nya :))
Meleleh kenapa nih? Ada apa dengan gelas? Haha