Menyapa rusa-rusa di Ranca Upas Bandung, Ciwidey

Tak lama setelah mentari bersinar di timur, awan kelabu mulai bergumul menghalangi sinar dan hangat mentari. Perjalanan kami menuju Ciwidey-Ranca Upas, Bandung Selatan, pagi itu dipayungi oleh awan kelabu yang sedikit banyak menyurutkan keriaan kami saat itu. Lagi-lagi kami tidak terlalu berharap banyak tentang kondisi cuaca saat berada di dataran tinggi. Ranca Upas yang terletak di ketinggian 1700 meter ini mempunyai kondisi cuaca yang dapat berubah dalam sekejap mata.

Pemandangan menuju Ranca Upas
Pemandangan menuju Ranca Upas

Kaca mobil kami turunkan lebar-lebar saat mulai memasuki wilayah Ciwidey. Sekitar 2 jam dengan melintas di beberapa titik keramaian jalur Bandung-Soreang-Ciwidey. Kemacetan, udara tak sedap saat melintas di beberapa pasar tumpah yang benar-benar tumpah hingga memakan badan jalan berganti dengan pemandangan perkebunan teh yang menyejukkan. Sinar mentari yang tak mampu menerobos pekatnya awan kelabu menambah sejuk udara di Ciwidey. Awan kelabu di Ciwidey rupanya membuat para pelancong sedikit enggan untuk merapat di sini. Jalanan berkelok berhias bukit-bukit hijau kebun teh terlihat cukup lengang tak seperti biasanya di mana kotak besi beroda empat terlihat mengular.

Jalan lengang ketika masih pagi
Jalan lengang ketika masih pagi

Ranca upas berjarak 50 Km dari Kota Bandung, terletak di sebelah kanan jalan dengan gerbang yang cukup mudah untuk ditemukan. Konon dahulu kala, ada seorang keturunan Belanda bernama Upas yang hilang saat wilayah ini masih berupa hutan dan rawa (Ranca). Hingga saat ini pun jasad dari Upas tidak pernah ditemukan, maka dari itu wilayah ini dinamakan Ranca Upas.

Di antara kebun teh
Di antara kebun teh

Baca juga : Curug Malela yang bikin kaki kram

Awan gelap yang menggantung perlahan beranjak pergi tepat saat kami memasuki gerbang Ranca Upas. Walaupun tak sepenuhnya tersingkap, sejumput hangat mentari menyapa dari kaca mobil yang terbuka lebar berpadu hembusan sejuk udara pegunungan dengan harum rumput basah. Barisan pohon jati menyambut kami bak serdadu berbaris rapih di kiri kanan jalan. Bumi perkemahan, danau, kolam air hangat dan beberapa tanah lapang untuk aktivitas outdoor satu persatu kami lalui. Balai konservasi penangkaran Rusa Jawa adalah tujuan utama kami berkunjung ke Ranca Upas.

Kawanan rusa
Kawanan rusa

Terletak bersebelahan dengan kolam air hangat, tiang-tiang kayu berjalin kawat memagari kawanan Rusa Jawa. Berawal dari 6 ekor rusa (1 pejantan dan 5 betina), kawanan rusa ini berkembang biak. Walaupun akan ada sedikit “kecacatan” pada naluri mereka, setidaknya penangkaran Rusa Jawa di Ranca Upas ini dapat membantu kelangsungan hidup para rusa-rusa sekaligus pula menjadi wisata edukasi dan alam. Kami memutuskan untuk membeli beberapa kantong berisi wortel untuk memancing kawanan rusa ini mendekat. Mungkin kawanan ini sudah tak asing dengan kehadiran manusia-manusia, namun memang tidak dianjurkan untuk berada terlalu dekat dengan kawanan ini. Di ujung jembatan kayu terdapat

Anak Rusa Jawa
Anak Rusa Jawa

anjungan kecil untuk kita berinteraksi dengan mahluk bertanduk yang identik dengan perayaan Natal ini.  Jika memang ingin menyapa lebih dekat, ada baiknya kita meminta izin terlebih dahulu kepada penjaga. Musim kawin bisa menyebabkan tempramen rusa yang anggun mendadak liar tak terkendali. Induk rusa pun bisa bertindak protektif terhadap anak-anaknya, jadi demi keamanan dan kenyamanan, tidak ada salahnya meluangkan waktu meminta izin untuk menyapa hewan yang hampir punah ini.

Rusa jantan yang bertanduk
Rusa jantan yang bertanduk

Cuaca sejuk khas dataran tinggi dengan sapa malu-malu dari sang mentari, pemandangan bukit-bukit hijau, harum aroma rumput basah sambil mengamati kawanan rusa ini melenggang anggun membuat kami enggan meninggalkan Ranca Upas. Bagaimanapun menggemaskannya rusa-rusa ini, Ranca Upas adalah penangkaran dengan upaya mengembalikan populasi Rusa Jawa yang hampir punah, jadi diharapkan para pengunjung untuk lebih bijak menaati peraturan yang ada. Untuk tidak membuang sampah sembarangan di area penangkaran, tidak sembarang memberikan makan kepada rusa-rusa dan tidak turun dari anjungan jika tidak didampingi oleh petugas.

Ranca Upas Bandung
Ranca Upas Bandung

6 kantong wortel habis dilahap kawanan rusa
sebelum akhirnya kami menyudahi bercengkrama dengan kawanan Rusa Jawa ini.

Enterpreneur, Travel Blogger, Instagramer, Hotel & Resto Reviewer, Fuji Film User.
7 Responses
  1. Anonim

    oo baru tahu kalau ranca upas berasal dari wong londo yang hilang …
    sudah lama banget saya ga kesini … kayaknya sudah banyak destinasi baru di daerah sini

  2. Willova

    Wah lucunya.. seger banget tuh keliatannya. dulu pernah sekali main ke kebun teh di pasuruan. gile,,, dingin bangeets

Leave a Reply