Murahnya “Bermain” Dengan Maut di Nusa Ceningan

Nusa Ceningan, termasuk dalam 3 gugusan pulau selain Nusa Lembongan dan Penida. Pulau ini adalah pulau terkecil dengan Panjang 3.7 Km dan Lebar 1.5 Km.

Menuju ke Nusa Ceningan cukup melintas di atas jembatan penghubung antara Lembongan dan Ceningan. Jembatan berwarna kuning menyala ini sepertinya menjadi landmark dan salah satu spot foto “wajib” jika melintas ke pulau Ceningan.

Jembatan dengan panjang 100 meter dan lebar tak lebih dari 2 meter ini memang terlihat sangat kokoh, tapi saat melintas diatasnya menggunakan sepeda motor rasanya cukup sedikit “parno” juga karena alas kayu yang bergelombang belum lagi banyaknya turis yang berfoto di tengah jembatan tanpa menghiraukan lalu lalang motor.

Jembatan penghubung Lembongan dan Ceningan
Jembatan penghubung Lembongan dan Ceningan

Nusa Ceningan sepertinya tidak terlalu ramai seperti Lembongan. Rasa tradisional masih sangat kental di sini. Belum begitu banyak penginapan dan jalannya pun relatif masih berbatu di beberapa titik. Mata pencaharian utama penduduk Ceningan adalah sebagai Petani rumput laut, sehingga pantai di sini banyak di jadikan ladang untuk penanaman seperti di Pantai Lebaoh yang memang menghadap langsung ke pulau Nusa Ceningan.

Tujuan utama saya di Nusa Ceningan adalah mengunjungi Blue Lagoon sebagai lokasi cliff jumping. Di pastikan bukan saya yang akan loncat dari ketinggian 13, 9 ataupun 8 meter.

Ada 3 level di sini untuk menguji adrenalin dengan membayar cukup 50 ribu rupiah saja untuk 2 kali melompat.

Betapa murahnya bermain-main dengan maut.

13 meter posisi tertinggi untuk cliff jumping
13 meter posisi tertinggi untuk cliff jumping
Jangan nekat jika tak punya nyali
Jangan nekat jika tak punya nyali

Saya berharap saat itu ada yang sedang melakukan cliff jumping, tapi saya sangat tidak beruntung karena di lokasi sangat sepi bahkan loket pendaftaran pun tertutup rapat. Apa daya akhirnya saya hanya bisa mengabadikan pemandangan indah Blue Lagoon dari atas titik cliff jumping.

Untuk yang bernyali besar, mungkin bulan Juni-September adalah waktu yang tepat untuk menjajal keberanian karena pada bulan tersebut kondisi laut relatif tenang.

Dilarang meloncat saat ombak besar
Dilarang meloncat saat ombak besar
Panaroma
Panaroma

Setelah dari Blue Lagoon, menjelang sore saya sempat menghabiskan waktu sejenak di satu resort yang namanya Secret Point. Ya, letaknya memang sangat terpencil sehingga tidak salah jika dinamakan “Secret”.

Sayangnya karena terlalu “secret”, resort ini sangat sepi pengunjung. Saya bisa langsung masuk ke bagian terdalam resort ini yang berbatasan langsung dengan pantai tanpa ada petugas yang menjaga.

Sepi di secret beach
Sepi di secret beach

Di bagian bawah terdapat resto dan kolam renang, lagi-lagi disayangkan karena jarang digunakan, kolamnya berwarna hijau mungkin dipenuhi lumut.

Secret beach hut
Secret beach hut

Kabar terakhir yang saya dengar, cliff jumping sudah ditutup dan tidak di perbolehkan lagi ada aktivitas di sana karena banyak memakan korban, tapi dengan minimnya penjagaan di sana bukan tidak mungkin penggila adrenalin (umumnya para bule) untuk tetap loncat dari tebing ini.

Apalagi jika tanpa pengawas, cukup membayar biaya parkir sebesar 5000 rupiah kepada anak kecil penjaga portal dan Anda silahkan bermain-main dengan maut sepuasnya.

Enterpreneur, Travel Blogger, Instagramer, Hotel & Resto Reviewer, Fuji Film User.
6 Responses
  1. Bobby Ertanto

    50rb tarif untuk apanya kak? Ijin lompat darisana saja gitu? Aku penikmat adrenalin, tapi yang aman2 saja, kyk bungee jumping. Gpp lompat, karena peralatannya aman.

    1. Anthony Leonard

      Ini kan ga pake peralatan kak bobby, cuma pake nyali doang hehehe. 50 ribu itu 2 kali lompat terserah dari ketinggian berapa, tapi kayanya sementara ini lagi ditutup

    1. Anthony Leonard

      Waktu kemarin kesana dalam kondisi tutup, tangga tali utnuk naiknya pun ga ada, belum dipastikan kapan beroperasi lagi

Leave a Reply