Perjalanan kami lanjutkan menuju Pulau Kakaban. Ya, disinilah terdapat danau payau yang memiliki ubur-ubur tanpa sengat. Boleh berbangga-lah kita sebagaai orang Indonesia, karena satwa jenis ini hanya ada 2 di dunia. Sebenarnya ada beberapa jenis ubur-ubur yang hidup di danau ini, tetapi yang paling dominan adalah ubur-ubur jenis Cassiopea, bentuknya seperti jamur Mario Bros tetapi memiliki 5 kaki dan berbadan transparan.
Menuju ke pulau Kakaban hanya dibutuhkan waktu sekitar 30 menit dari Pulau Maratua. Dermaga panjang yang cukup tinggi menyambut kami di pintu masuk Pulau Kakaban. Pulau seluas 770 hektar ini, tidak berpenghuni. Bahkan sebagian besar wilayahnya adalah danau air payau yang dikeliling oleh bukit. Jika dilihat dari atas, Pulau Kakaban ini menyerupai mangkok dengan air didalamnya. Selain terkenal dengan Danaunya, kabarnya Kakaban terkenal dengan pemandangan bawah lautnya, terutama bagi yang mempunyai ijin menyelam karena banyak goa-goa bawah laut dengan pemandangan yang menawan.
Baca juga: Edisi Kepulauan Derawan, tercengang di Maratua
Menuju ke danau Kakaban ini mengharuskan kami bertemu dengan musuh bebuyutan kami setiap nge-bolang yaitu tangga. Sepertinya kami sangat-sangat trauma jika harus berhadapan dengan tangga, apalagi jumlahnya ratusan, berharap seketika itu juga ada travellator atau eskalator. Kita harus mendaki bukit terlebih dahulu (ternyata jumlah tangganya tidak banyak, hanya agak curam saja :p), jangan khawatir, jalannya sudah dibuatkan jalan setapak tangga dan railing dari kayu, jadi dapat dipastikan aman dan mudah.
Tiba di puncak bukit, view danau Kakaban sudah terlihat dibawah kami. Jujur saja, kalau melihat dari atas, danau ini terlihat biasa banget, danau hijau yang dikelilingi bukit hijau. Setelah menuruni tangga, menuju pelataran kecil untuk kami bersiap-siap “berburu” ubur-ubur, Pak Sanusi mengingatkan kami untuk tidak terlalu banyak bergerak didalam air, karena dikhawatirkan lumpur yang mengendap akan naik kepermukaan dan membuat pandangan buram, akan semakin sulit melihat ubur-ubur dan narsis bersama ubur-ubur.
Untuk snorkling di Danau ini, kita harus turun pelan-pelan melalui tangga yang telah disediakan, selain karena dapat membuat air keruh, loncat dari atas pelataran kayu pun dikhawatirkan dapat merobek ubur-ubur yang tertimpa badan kita. Selain itu kita tidak diperbolehkan menggunakan kaki katak (fin) karena ini juga dapat melukai si ubur-ubur.
Baca juga: Potensi wisata hutan mangrove Tanjung Batu
Tau kenapa Spongebob sangat suka ubur-ubur, karena memang ubur-ubur ini menggemaskan :p. Wujudnya yang transparan dan kenyal-kenyal, jujur saja membuat saya ingin meremasnya haha (jangan dicontoh ya!!) Tenang, saya tidak sampai hati melukai makhluk hidup yang rasa “cuek”nya perlu kita contoh ini. Ubur-ubur ini dengan santai dan tenangnya berenang mendekati kita jika kita tidak banyak melakukan gerakan. Ubur-ubur ini sepertinya tidak peduli apa yang ada di depan mereka (Iyalah karena mereka tidak memiliki indera penglihatan :p) Malah terkadang saya sendiri yang merasa geli ketika ubur-ubur bersentuhan dengan kulit.
Sekedar berbagi info dan meneruskan pesan, ingatlah beberapa peraturan sebelum kita berenang bersama ubur-ubur. Jangan loncat saat memasuki danau, turunlah layaknya Putri hendak masuk ke dalam kolam pemandian. Jangan terlalu hiperkatif di dalam danau, selain karena tidak enak dilihat :p, lumpur akan terangkat keatas dan membuat jarak pandang tidak terlalu bagus (maksud dan tujuan kan menyaksikan Cassiopea menari bukan Homo Sapiens hiperkatif yang pecicilan didalam danau). Jangan menggunakan fin, cukup menggunakan pelampung dan kacamata saja. Berenang dan bergeraklah setenang mungkin, karena ubur-ubur lebih mudah mendekat jika tidak terlalu banyak riak air disekeliling kita. Selain itu, jika ingin berenang bersama ubur-ubur ini diharapkan sebelum kita snorkling atau berenang di laut, dikhawatirkan ada partikel garam atau materi lain yang menempel di badan kita dan mencemari danau di Kakaban.
Destinasi terakhir kami adalah, Pulau Sangalaki. Pulau terdekat dengan pulau Derawan dengan luas 15 Hektar ini sebenarnya pulau persinggahan untuk para penyelam yang ingin melihat Hiu atau Manta atau umumnya disebut dengan ikan pari. Kata Pak Sanusi, Sangalaki memiliki spot diving yang indah dan konon merupakan salah satu spot terbaik di Indonesia. Selain terumbu dan ikan yang beragam, banyak terdapat Goa-goa dasar laut yang bisa dijelajahi oleh para penyelam. Jika beruntung, kita bisa menyaksikan Manta yang naik ke permukaan. Sayangnya setelah mengelilingi pulau, Ikan Pari tersebut tidak kunjung muncul ke permukaan. Karena kami juga tidak memiliki Diving Lisence, akhirnya kami hanya melepas lelah di pasir putih Pulau Sangalaki.
Di pulau ini juga terdapat penangkaran penyu, di sini kita bisa melihat tukik atau anak-anak penyu yang baru menetas. Setelah seharian berkeliling, rasanya paling pas untuk cooling down di Pulau ini. Pulau yang relatif sepi ini, memiliki bibir pantai berpasir putih yang landai. Sekedar duduk-duduk, termenung menunggu sunset ditemani debur ombak atau melepaskan hasrat pecicilan yang diredam di pulau Kakaban, silahkan, disinilah tempatnya kalau mau jungkir balik, guling-guling di pasir.
Saya pribadi dan seluruh teman-teman peserta Open Trip sangat terkesan dengan 4 Pulau yang kami kunjungi. Masing-masing pulau memiliki karakter berbeda-beda. Derawan dengan keramahan penduduknya, Maratua dengan keindahan pantai dan air lautnya yang jernih, Kakaban dengan danau penuh Ubur-ubur, yang terakhir adalah Sangalaki dengan ketenangan pantainya. Selain itu ke empatnya menawarkan pemandangan bawah laut yang begitu indah. For once in your life, berliburlah ke Derawan, dijamin, pengalaman yang tidak akan terlupakan :).
Note : Berhubung teman-teman yang saya sebut sebagai AKHIRA (Anak Kudanil Hiper Aktif) minta ditampilkan wajahnya, untuk pertama kalinya blog ini akan dihiasi foto narsis haha.
foto yg pertama itu keren bgt :O
Makasi mas, temen saya yang ambil, kl saya ga bs dive krn ngambang hehehe
Penasaran banget pengen ngelus elus ubur-uburnya.. kayaknya kok lembut banget
gemes pengen ngebejek mas tepatnya, tapi ga tega .
Duh beberapa hari ini liat postingan Derawan dimana-mana … jangan-jangan pertanda 😀
Btw danau yang ada ubur-uburnya memang hijau gelap gitu ya warnanya ko?
Semesta mendukung mas hehehe,
Memang kehijau-hijauan warna airnya