Jungut Batu, Pintu Menuju Surga di Nusa Lembongan

Alunan musik tradisional Bali dan harum dupa adalah salah satu hal yang membuat saya selalu kangen untuk kembali menyambangi Bali. Belum lagi, Bali selalu berevolusi dengan munculnya lokasi-lokasi wisata baru.

Club atau Bar dengan konsep unik dan menarik, pantai tersembunyi yang tiba-tiba mencuat namanya tanpa peduli dengan akses yang sulit. Ya, semuanya seakan “memaksa” saya untuk kem-Bali.

Nusa Lembongan, entah berapa kali nama itu muncul dalam daftar tujuan dan selalu saya coret karena kurangnya informasi yang saya tahu tentang pulau kecil di Timur pantai Sanur ini. Ironisnya, belakangan ini sering sekali tayangan jalan-jalan di TV yang membahas tentang Lembongan dan berhasil memprovokasi saya untuk mencari tahu lebih lanjut tentang Lembongan.

Baca juga: Goa Gala Gala, Sensasi Unik Rumah Bawah Tanah di Nusa Lembongan

Ternyata pulau yang memiliki panjang 4.6 km ini bisa disambangi melalui pelabuhan di Pantai Sanur (selain dari Benoa). Nyatanya di Sanur berjajar Boat Service yang menawarkan rute penyebrangan dengan berbagai macam kelas dan harga.

Dari Public Boat dengan harga Rp 30.000 waktu tempuh 1,5-2 jam, Fast Boat kisaran harga Rp 75.000-175.000 dengan waktu tempuh 30-45 menit atau Speed Boat mewah dengan harga Rp. 250.000 keatas. Pilihan saya jatuh kepada Fast Boat Optosal Service (letaknya persis di belakang Warung Mak Beng) yang menawarkan harga Rp. 170.000 dengan rute PP Sanur-Jungut Batu-Sanur.

Jungut Batu adalah wilayah paling ramai karena sebagian besar boat akan berlabuh disini. Restoran, warung, mini market, rental motor (Rp 50,000-75.000 per hari) dan penginapan berbagai macam harga bisa ditemukan di sini. Saya pun memilih untuk bermalam di Bungalow No 7 yang letaknya persis di bibir pantai Jungut Batu dan spot yang baik untuk menunggu matahari terbenam karena posisi Jungut Batu yang menghadap Barat.

Kekurangan Jungut Batu adalah tidak memiliki bibir pantai yang landai. Karena secara tidak langsung di jadikan sebagai pelabuhan, rata-rata pantai di sini telah di pagari dengan tembok. Di beberapa sisi memang di sediakan tangga untuk turun ke pantai untuk yang ingin bermain air. Namun tetap diharapkan untuk berhati-hati mengingat kapal-kapal yang seliweran.

Saya pribadi cukup menyukai wilayah ini selain karena mudah mencari makan (tentunya) pemandangan menarik berupa bukit Lembongan yang dipenuhi cottage berjajar menuruni bukit sangat menarik dilihat saat siang ataupun malam hari. Sebaliknya dari Bukit Lembongan (Panorama Point) kita bisa melihat Desa Jungut Batu dari atas dengan barisan cottage dan lalu lalang perahu di laut biru jernih

Baca juga: Tangisan Iblis di Devil’s Tear, Nusa Lembongan-Bali

Hari di Jungut Batu terasa sangat sempurna saat ditutup dengan pemandangan senja yang dapat saya saksikan tepat di depan Bungalow no 7. Ahhh rasanya saya tidak sabar untuk mengeksplorasi Pulau Nusa Lembongan. Pulau kecil dengan sejuta lokasi menarik untuk dijelajahi.

Enterpreneur, Travel Blogger, Instagramer, Hotel & Resto Reviewer, Fuji Film User.

Leave a Reply