Petani Rumput Laut di Lebaoh Nusa Lembongan

Mata pencaharian utama penduduk Lembongan adalah petani rumput laut. Sayangnya saat ini sudah sedikit sekali generasi muda Lembongan yang mau meneruskan profesi pendahulunya sebagai petani rumput laut. Bahkan beberapa petani rumput laut yang ada sekarang mulai beralih profesi menjadi tukang bangunan menlihat banyaknya pembangunan penginapan-penginapan di wilayah Lembongan. Saat ini, rata-rata petani rumput laut di lakoni oleh wanita-wanita Lembongan.

Pantai Lebaoh penuh dengan perahu kayu
Pantai Lebaoh penuh dengan perahu kayu

Salah satu pantai yang dijadikan sebagai lahan penanaman rumput laut adalah Pantai Lebaoh. Saya menemukan pantai ini tanpa sengaja setelah berkunjung dari Rumah Gala-Gala. Mencoba mencari jalan lain, kami berakhir di jalan kecil berbatas pekarangan rumah penduduk. Untungnya kami berpapasan dengan siswi SMA berkepang dua (bukan Anabelle). Saat kami tanyakan apakah jalan ini berujung ke pantai, dengan senyum manisnya dia menjawab “lurus saja ada pantai Lebaoh” sambil ngeloyor pergi. Jujur yang saya dengar saat itu adalah Pantai Kerbau.

Pantai yang sepi
Pantai yang sepi
Pantai Lebaoh yang letaknya tersembunyi ini jauh dari jamahan turis, saat saya di sana tidak ada pengunjung lain, yang ada hanya puluhan perahu-perahu kayu yang berserakan di pantai dan petak-petak yang dipenuhi rumput laut. Untuk saya pemandangan ini menjadi “penyegaran” karena menampilkan sesuatu yang berbeda. Di 2 pantai sebelumnya hanya menyajikan perahu penumpang, payung pantai dan bule-bule bergelimpangan, di sini saya benar-benar menemukan pantai sepi yang indah. Dari pantai Lebaoh ini juga dapat dilihat pulau Nusa Ceningan yang jaraknya tidak terlalu jauh.
Seaweed farm
Seaweed farm
Petani rumput laut sebagian besar wanita
Petani rumput laut sebagian besar wanita
Saya sempat berbincang dengan salah satu petani rumput laut bernama Ibu Dewi. Beliau bercerita tentang kejayaan rumput laut di masa lalu. Dahulu rumput laut di hargai 15.000/Kg dan banyak di kirim ke Lombok untuk di jadikan manisan rumput laut. Saat ini jerih payah beliau hanya di hargai 5.000/Kg. Produsen rumput laut di Lombok saat ini sudah bisa membudidayakan rumput laut sendiri sehingga permintaan rumput laut Lembongan berkurang drastis. Cobaan untuk beliau tidak berhenti di situ, musim panas seperti saat ini menyebabkan panen rumput laut banyak yang busuk karena air laut yang surut.
Ladang panen rumput laut
Ladang panen rumput laut
Rumput laut yang awalnya dikirim ke Lombok
Rumput laut yang awalnya dikirim ke Lombok
Di balik cerita duka dari Ibu Dewi, pantai Lebaoh memang menyimpan pesona alam yang berbeda dengan pantai kebanyakan. Saya pribadi berharap pantai ini bisa di kenal banyak orang sebagai pantai dengan pasokan rumput laut terbesar di Lembongan, tetapi semoga saja tidak sampai menggeser petani-petani rumput laut ini karena komersialisasi pantai yang menyebabkan habisnya lahan penanaman rumput laut.
Musim panas menjadi kendala untuk petani
Musim panas menjadi kendala untuk petani
Ibu Dewi sang petani rumput laut
Ibu Dewi sang petani rumput laut

Enterpreneur, Travel Blogger, Instagramer, Hotel & Resto Reviewer, Fuji Film User.
8 Responses
  1. Efenerr

    Luar biasa ya, seandainya pertanian model ini bersanding dengan pertanian. Pasti akan ada value lebih untuk masyarakat.

  2. Happy Fibi

    Sebenernya, enak juga sih mas kalau belum dikenal turis begini. Pantainya lebih private,masih terjaga, dan pastinya masih bersih dari sampah :D. Tapi, kalau udah dijadiin semacam ekowisata gitu mudah-mudahan tidak menggeser lahan pertanian rumput laut, sama seperti doa mas di atas ^_^

Leave a Reply