Hotel Ibis Pasteur Bandung, Nyaman Untuk Perjalanan Bisnis atau Liburan Keluarga

Jalan-jalan impulsif itu kadang menyenangkan dan seru karena semua harus siap dalam waktu yang singkat. Intinya sih memang saya sedang butuh liburan saja maka terjadilah perjalanan ke Bandung yang direncanakan hanya dalam waktu 2 hari.

Buat saya yang terbiasa merencanakan perjalanan minimal 1 minggu sebelum, 2 hari adalah hari tercepat untuk merencanakan perjalanan. Toh, saya pikir memang tak ingin pergi kemana-mana hanya ingin beristirahat di hotel, paling-paling bertemu teman-teman di Bandung sambil duduk-duduk manis di cafe-cafe yang menjamur di Bandung.

Beruntungnya saya masih bisa mendapatkan tiket travel ke Bandung di Jumat sore dan masih mendapatkan kamar di Ibis Pasteur. Kembali lagi karena  tujuan awalnya hanya liburan santai saya memutuskan untuk bermalam di area Pasteur, tak jauh dari pintu tol.

Sialnya, walaupun saya awalnya sudah siap dengan kemacetan, dari jadwal keberangkatan jam 6 sore, saya baru berangkat jam 8.30 malam. Entah sudah berapa liter darah yang saya donorkan kepada nyamuk-nyamuk ganas di area tunggu mobil travel. Sejenak mobil travel beranjak yang ada di dalam otak saya hanya nyamannya kasur Ibis Pasteur.

 

Lobby Ibis Pasteur

Kesan lapang saat pertama kali saya memasuki lobby Ibis Pasteur. Saya suka dengan konsep meja resepsionis yang dibuat tak tertutup, tak seperti hotel-hotel pada umumnya yang menggunakan meja resepsionis yang massive.

Meja yang terbuka di bagian bawahnya menurut saya malah menimbulkan kesan yang lebih santai dan tak berjarak dengan para tamu. Dan memang saya merasa senang sekali dengan keramahan staff-staffnya. 6 jam terkatung-katung di jalan, tepat pukul 12 malam saya baru tiba di Ibis Pasteur dan disambut oleh staff keamanan dan resepsionis yang ramah rasanya tensi ketegangan saya mereda seketika.

Bar
Bar

Bersebelahan dengan lobby ada area Bar yang menyajikan welcome drink untuk tamu. Tepat di sebelah bar, deretan sofa panjang diperuntukkan bagi yang menunggu proses check-in dan check-out ataupun sedang menunggu penjemputan.

Di seberang area duduk ini terdapat area duduk lainnya. Di sini ditata lebih untuk menerima tamu. Sebagai hotel yang basis utamanya sebagai hotel bisnis, sangat tepat dengan menyediakan kursi yang cukup banyak untuk menerima tamu-tamu bisnis.

Banyak bangku untuk menerima tamu
Banyak bangku untuk menerima tamu

 

Meeting Room

Karena memang berbasis hotel bisnis, Ibis Pasteur memiliki 5 ruang meeting room yang semuanya terletak di lantai dasar. Kapasitas terbesar yang bisa ditampung sebanyak 80 orang. Di bagian luar area meeting room masih tersedia ruang untuk meletakkan minuman dan makanan ringan sehingga peserta meeting tak perlu jauh-jauh ke Ibis Kitchen untuk mengambil kudapan atau minuman. Di bagian ini juga terdapat area merokok yang menyambung dengan Ibis Kitchen.

Di luar area meeting
Di luar area meeting

 

Ibis Kitchen

Ini area favorit saya di Ibis Pasteur. Untuk sarapan, kita bisa menikmati ragam menu tradisional dan internasional macam waffle, pastries, sauted potato dan sosis. Menu tradisionalnya beragam mulai dari bubur, menu utama yang berganti setiap harinya seperti capcay, ayam goreng. Lalu ada pula bubur ketan hitam dan gado-gado sebagai pengganti salad.

Yang tak banyak orang ketahui, Ibis Kitchen ini dibuka pula untuk umum dan melayani pemesanan makan siang dan makan malam. Saya cukup terperangah melihat harga yang dibanderol oleh Ibis Kitchen. Seperti contohnya promo menu makan cajun fried rice dan segelas healthy juice hanya berharga Rp 35.000,-. Sangat-sangat ramah kantong bahkan lebih murah dari harga makan di food court mall.

Menu yang ditawarkan tentunya menu-menu lokal seperti Sup Iga, Garang Asem, Ayam Bakar Honje, Ikan Gurame, Nasi Goreng dan menu-menu mancanegara macam pasta, burger dan pizza. Untuk yang berkunjung beramai-ramai, jangan lewatkan menu Big Square Pizza. Panjangnya mungkin mencapai 60 cm  dengan lebar 30 cm yang terbagi menjadi 6 topping berbeda.

Area Ibis Kitchen ini juga cukup nyaman untuk area hang out. Beberapa sudut bahkan cukup menarik untuk diabadikan dan di”pamer”kan di social media. Akhirnya pun saya memutuskan untuk berkumpul dengan teman-teman di Ibis Kitchen.

Daripada harus bermacet-macet, lebih baik di Ibis Kitchen yang berada di pintu Kota Bandung dan jelas harganya jauh lebih ramah dibanding resto-resto atau fancy cafe di pelosok Bandung.

Kamar Ibis Pasteur

Ibis Pasteur hanya memiliki 1 jenis kamar dari total sekitar 140-an kamar. Yang saya suka, meski masuk dalam kategori hotel middle budget, Ibis tetap menggunakan karpet pada selasar-selasar di tiap lantai. Tentunya menjadi berkesan lebih mewah dan membantu meredam suara sehingga tak terdengar ke dalam kamar, terutama suara langkah kaki.

Kamarnya sendiri lebih didominasi oleh unsur kayu. Walaupun tak terlalu luas namun penataanya cukup nyaman bahkan masih bisa menyisakan area untuk bekerja yang nyaman. Ditempatkan menempel dengan jendela, meja kerja menyambung dengan lemari dan sofa kecil di sisi kanannya.

Ukuran meja kerjanya pun cukup memadai untuk meletakan laptop atau bahkan berkas-berkas kerja sekalipun. Kamar mandi Ibis Pasteur menggunakan sistem kapsul tapi jangan bayangkan kamar mandi yang sempit, ukuran kamar mandinya cukup luas dengan adanya wastafel, toilet dan standing shower. Area standing shower-nya pun memiliki pintu sehingga tidak membasahi area toilet dan wastafel saat kita sedang mandi.

Tetap nyaman meskipun berkonsep kapsul
Tetap nyaman meskipun berkonsep kapsul

Meskipun tak banyak fasilitas, Ibis Pasteur sangat pas untuk yang dalam perjalanan bisnis pun dengan keluarga yang berlibur. Secara lokasi, Ibis Pasteur sangat diuntungkan dengan berada di pintu masuk Kota Bandung area Pasteur. Dekat dengan pusat bisnis dan pusat perbelanjaan.

Untuk harga kamarnya sangat-sangat terjangkau untuk hotel yang berada dalam jaringan Accor yang berkisar antara Rp 500.000,-an. Adanya Ibis Kitchen sangat-sangat membantu ketika Bandung dalam kondisi macet parah.

Tamu hotel tak perlu repot-repot menembus macet untuk mencari makan, cukup turun ke lantai dasar dan duduk manis di Ibis Kitchen dengan ragam kuliner yang menarik dan yang pasti harganya yang ramah kantong.

sweet treat Ibis Bandung Pasteur
sweet treat Ibis Bandung Pasteur

Baca juga: Dusun Bambu Lembang, Tempat Liburan Keluarga di Bandung

***

Ibis Bandung Pasteur
Jl. Dr. Djunjunan No.22, Sukabungah, Sukajadi,
Kota Bandung, Jawa Barat 40162
Instagram @ibisbandungpasteur

Enterpreneur, Travel Blogger, Instagramer, Hotel & Resto Reviewer, Fuji Film User.
16 Responses
  1. Mas Edy Masrur

    Saya selalu suka sama Ibis. Kamarnya memang ga luas, tapi nyaman. Btw, menunya terlihat enak semua itu.

  2. Ariefpokto

    Nama Ibis udah jaminan mutu lah. Standard bagusnya sama, walau kepribadian masing2 hotel beda ya. Sesuai kebutuhan konsumen. Dari review ini makin kebuka mata saya soal Ibis Bandung Pasteur ini. Sering lewat, tapi gak pernah mampir. Sepertinya wajib mampir ini mah. Minimal nyicip makanan sambil foto-foto buat Instagram. Hahhaa

  3. Vika

    Nama besarnya udah cukup memastikan kualitasnya..Tapi Kak Leo.. aku mau dong sekali kali diajakin hotel ke hotel kayak kamu gini.. Seriuss.. hahahha

  4. Matius Teguh Nugroho

    Eh ternyata interiornya menarik juga ya. Lobi, Ibis Kitchen, dan ruang-ruang komunalnya menarik buat dijadikan obyek foto.

  5. Evi

    Setiap nginep di hotel saya pasti memperhatikan interiornya, terutama warna dinding dan perabotan. Nah warna iblis kan ini mewakili selera saya untuk sebuah hotel yang hangat dan nyaman untuk ditinggali. Apalagi di sekitar lokasi banyak sekali kuliner Bandung. Jadi malam-malam kalau bosan di hotel bisa piknik kuliner di kawasan tersebut

  6. Dee - HDR

    Sekarang kalo kuperhatikan kayaknya banyak hotel yang tipe rak bajunya terbuka yah hehehe. Aku juga suka pilihan kursi warna warni di loungenya ibis pasteur yang kamu foto kak. Dan kalo makanan, kayaknya pizzanya menggoda banget nih 🙂

    Mungkin bisa diceritakan juga tips ngilangin bosen pas nunggu travel delay kak hahaha

    Cheers,
    Dee – heydeerahma.com

    1. Anthony Leonard

      Mungkin membantu juga dengan rak terbuka supaya ga ada ketinggalan barang saat check out krn bs langsung keliatan. Pizzanya itu gde bgt loh sizenya hahaha.

      Pas travel delay, nyari makan hahaha…simple ya

Leave a Reply