Nasi Pedas, Nasi Ayam, Sup Ikan dan Nasi Campur Babi adalah beberapa kuliner wajib setiap kali saya singgah di Bali. Standar ya…. Memang, tapi rasa dan suasananya sepertinya tidak bisa digantikan di tempat manapun. Selain kuliner ‘mandatori’ di atas, pastinya saya juga menyempatkan untuk singgah ke lokasi restoran atau beach club sekadar mencicipi makanannya dan mendapatkan materi untuk Instagram (maklum petani konten ini harus menjaga feednya tetap teririgasi dengan baik) Karena sore itu lagi sedikit lelah, beach club sudah saya coret dari benak saya. Terbayang ramai dan bule-bule bergelimpangan…big no untuk sore itu. Saya membayangkan restoran yang nyaman, tenang, sejuk, dan harus Instagramable, hingga tercetuslah Lada Putih Resto Legian, Kuta.
Yang pertama kali saya rasakan selepas memarkirkan kendaraan, berkunjung ke Lada Putih serasa pulang ke rumah nenek. Di bayangan saya pas dengan halaman luas, banyak bangku, lalu ada bangunan rumah semacam Joglo sebagai bangunan utama restoran. Bukan hanya situasinya namun staff bahkan beberapa pemiliknya yang kebetulan sedang berada di lokasi restoran menyapa dengan sangat ramah. Benar-benar serasa disambut pulang ke rumah.
Lada Putih Resto memiliki area duduk di taman dan di dalam Joglo. Saat siang mungkin agak sedikit panas duduk di area taman. Tapi ada 2 pendapa kecil yang bisa digunakan saat matahari masih menyorot terik. Namun menjelang sore, saat lampu-lampu mulai menyala, duduk-duduk di area tamannya sangat menyenangkan. Menikmati semilir angin Bali di sore hari tanpa ada rusuh dan hentakan musik yang memekakan telinga, suasana di Lada Putih benar-benar tenang dengan alunan musik ringan sehingga masih nyaman untuk kita berbincang-bincang.
Baca juga : Kuliner Spanyol di Uluwatu
Di bagian dalam joglo terdapat beberapa meja untuk 2 dan 4 orang. Untuk yang ingin lebih santai juga ada beberapa sofa dengan meja panjang. Di bagian “bar” nya dibuat lebih menyerupai warung dengan satu bangku panjang plus bantal duduknya. Kesannya memang sangat homey dan sederhana tapi unik. Yang saya salut, hampir sebagian besar furniture di sini adalah barang daur ulang. Contohnya meja bundar yang berasal dari bekas kayu rol gulungan kabel. Meja-meja panjangnya pun ternyata daun pintu yang dilapisi kaca sehingga permukaannya menjadi rata. Pun lantainya di susun dari beberapa tegel yang tak menyambung alurnya namun terlihat unik. Secara keseluruhan tema vintage, tradisional dan etniknya sangat berhasil diwujudkan oleh Lada Putih Resto.
Untuk jenis kulinernya, Lada Putih Resto lebih banyak mengusung Asian cuisine. Yang paling bikin saya terkejut ketika melihat harga-harga yang tercantum, sangat-sangat affordable. Untuk minuman berkisar antara 20-30 ribu saja. Appetizer berkisar dari 20-50 ribu. Sementara untuk main course berkisar 35-200 ribu. Dengan suasana yang nyaman, di Bali pula, rasanya kisaran harga ini hampir sama jika kita makan di food court mall.
Kemarin saya sempat mencicipi 3 menu, Soft Shell Crab Salad, Wagyu on Rice dan Beef Steak Sandwich. Total 3 menu ini hanya sekitar Rp 200.000,-an, sangat terjangkau untuk kelas restoran di Bali. Soft Shell Crab Salad sebenarnya adalah salad biasa namun dilengkapi dengan 1 potong kepiting (mungkin soka) yang bisa langsung dimakan dengan cangkangnya langsung. Kriuk-kriuknya pas banget untuk menemani segarnya salad. Wagyu on Rice adalah menu favorit saya. Bentuknya menyerupai beef bowl di restoran cepat saji, harganya pun hampir mirip berkisar Rp 50.000 an. Yang menjadikan istimewa adalah daging yang digunakan adalah Wagyu. Terbayang jika di restoran lain Wagyu sudah dihargai di atas Rp 100.000. Daging Wagyu diletakkan di atas nasi dan disiram saus teriyaki, must try menu kalau berkunjung ke Lada Putih Resto. Yang terakhir adalah Beef Steak Sandwich, lagi-lagi dengan daging Wagyunya. Di sajikan dengan roti plus lelehan keju dan curly fries yang renyah. Meskipun harga di sini terbilang terjangkau, porsinya tidak lantas di buat mini, porsi makanan di Lada Putih Resto cukup besar pas untuk ‘perut’ orang Indonesia.
Ada 1 lagi yang harus dicoba ketika ke Lada Putih Resto, Rissois. Risoles Bali ini punya kulit yang tipis dengan isian yang full. Favorit saya adalah Smoked Beef Mozarella dan satu-satunya risoles dengan paduan sambal matah yang pernah saya cicipi, Risoles Ayam Sambal Matah hanya ada di Rissois Bali.
Lada Putih Resto buat saya bisa menjadi alternatif di tengah resto-resto atau beach club di Bali. Mau nongkrong-nongkrong, di sini bisa banget. Tempatnya nyaman dan cukup luas dengan area terbukanya. Untuk makan siang, malam atau kudapan, dijamin rasanya enak dengan harga yang sangat terjangkau.
Lada Putih Resto-Legian
Jalan Dewi Kausalya No.7B, Legian, Kuta, Legian, Kuta, Kabupaten Badung, Bali 80361
Telp : 0878-6445-4600