Seekor gajah menghadang kendaraan kami, tepat didepan kami. Dari kaca depan kendaraan kami hanya bisa melihat 4 kaki menjejak kokoh sebesar batang pohon dan belalai yang berayun. Bukan hal yang biasa, kami bisa berhadapan dengan hewan liar di jalan umum.
Ya, gajah ini melintas di jalan masuk ke villa tempat kami akan bermalam. Memaksa kami untuk memundurkan kendaraan agar si gajah bisa melintas.
Saat kami membuka kaca jendela barulah kami melihat sang pawang yang melambaikan tangan sambil tersenyum. Dia duduk di antara punggung dan kepala si gajah sambil memegang telinga gajah. Di belakangnya, tepat di punggung gajah, seorang gadis berambut pirang menyeringai tersenyum ke arah kami.
Gelak tawa yang saya dapat sebagai jawaban dari teman-teman. Begitu banyaknya tujuan wisata di Bali yang memukau, lalu kenapa harus ke kebun binatang?
Mungkin begitu yang ada di benak teman-teman saya. Saya pun sebenarnya berpikir bahwa ini adalah ide gila untuk mengajak teman-teman ke kebun binatang. Kebun Binatang Ragunan yang notabene satu kota dengan saya saja baru sekali dikunjungi.
Namun gajah yang melintas tadi sepertinya berhasil menumbuhkan rasa penasaran saya akan kebun binatang di Bali. Terlebih saat saya menanyakan ke staff The Sanctoo Villa—tempat kami menginap saat itu—kebun binatang Bali Zoo hanya berjarak beberapa langkah dari lokasi villa. Dengan pemilik yang sama, tak heran gajah-gajah ini juga menjadi daya tarik sendiri untuk tamu-tamu hotel.
Singkat cerita, siang itu saya berjaya. Keinginan saya mengunjungi Bali Zoo dikabulkan teman-teman. Staff The Sanctoo Villa kemudian mengantar kami menggunakan buggy car melalui jalan pintas yang tadi dilalui si gajah.
Saya cukup kagum saat antri di loket Bali Zoo, ternyata banyak turis lokal yang berminat mengunjungi kebun binatang seluas 12 hektar ini. Kawanan burung tropis menjadi primadona di dekat loket.
Segerombol anak kecil berteriak-teriak ingin berfoto dengan burung warna-warni. Kasihan memang sepertinya burung-burung itu terlihat sedikit lelah meladeni sesi foto yang tak kunjung usai.
Setelah melewati gerbang Bali Zoo, seperti bocah yang baru pertama kali menginjakkan kaki di dunia hewan, saya menatap peta yang diberikan oleh petugas loket, bingung bercampur penasaran memilih jalan mana yang harus dilalui lebih dahulu.
Ada berbagai macam buaya yang saya jumpai pertama kali. Hanya berbatas kaca antara saya dan buaya. Di Bali Zoo pengunjung memang dapat merasa sangat dekat dengan hewan-hewan. Di Kandang harimau bahkan pengunjung bisa ikut memberi makan harimau-harimau, berbatas kaca besar dan jeruji-jeruji besi.
Harimau Benggala terlihat gagah hilir mudik memamerkan pola hitam putih pada tubuhnya. Saya akui harimau disini terlihat sangat terawat, bersih dan sehat.
Mengamati tindak tanduk hewan dari dekat memang sangat menggemaskan. Kawanan Wallabi, hewan menyerupai kangguru namun berbentuk mini ini berhasil mencuri perhatian saya. Terkurung dalam kandang yang hanya setinggi pinggang orang dewasa, rasanya saya ingin melompat masuk, mengajak satu Wallabi pulang.
Belum lagi taman yang dihuni Hamster, hewan pengerat ini berlarian kesana kemari tak memedulikan lalu lalang pengunjung sambil sesekali menegakkan badannya memamerkan pipinya yang menggelembung penuh dengan makanan.
Koleksi hewan di Bali Zoo terbilang cukup banyak dan beragam. Penataan jalan bagi pengunjung ditata dengan sangat baik. Matahari yang menyengat hampir tak terasa karena rimbunnya pepohonan yang menaungi sepanjang menjelajah Bali Zoo.
Kandang-kandang hewan juga tak luput dari penataan yang apik. Kondisinya dibuat menyerupai habitat asli si penghuni kandang. Jarak antar kandang pun terbilang dekat sehingga tidak melelahkan bagi pengunjung walaupun harus berkeliling dengan berjalan kaki.
[quads id=4]
Memang keputusan yang tepat untuk menghabiskan hari saya di Bali Zoo. Sedikit cooling down dari rute-rute trekking berpeluh. Berjalan santai ditemani hewan-hewan di Bali Zoo, menambah wawasan tentang dunia fauna dan saya yakin teman-teman saya pun setuju bahwa Bali Zoo memang layak dijadikan salah satu destinasi wisata saat berkunjung ke Pulau Dewata.
Buktinya gelak tawa mengejek kini berganti dengan senyum ceria yang tersemat diantara celoteh kekaguman mereka tentang Bali Zoo.
Baca juga beberapa wisata disekitar Bali Zoo:
- Air Terjun Tegenungan, Air Terjun di Dataran Rendah Gianyar
- Campuhan Ridge Walk, Bukit Cinta Tempat Menanti Senja dan Mencari Naga
***
Catatan C4ME saat mengunjungi Bali Zoo:
- Jangan menyentuh dan memberi makan hewan tanpa pengawasan petugas
- Baiknya menginjak karpet disinfektan untuk menjaga sterilisasi
- Terdapat 2 resto, Resto Wana dan Elephant View Resto
- Bali Zoo mempunyai paket Night at the zoo dengan fire dance sebagai puncak acara
BALI ZOO
Jl. Raya Singapadu, Banjar Seseh,
Sukawati, Batuan Sukawati,
Gianyar—Bali
Telp : (0361) 294357
Website
Kayaknya terakhir kali ke kebun binatang itu waktu aku masih duduk di kelas 6 SD. Udah lama bangeeet hahaha. Merasa belum minat lagi, karena suka sedih melihat kondisi hewan yang menjadi koleksinya. Cuma melihat postinganmu ini, aku jadi pengen main ke Balizoo. Soalnya hewan koleksinya terlihat terawatt, dan ada beberapa yang agak beda, seperti misalnya Wallabi. Lalu buaya nya juga, ini jenis yang belum pernah aku lihat langsung -moncongnya lebih ramping sejak dari rahangnya-. Dan enaknya bisa datang siang malam ya, karena ada night safari nya juga.
berati harus cobain balizoo, koleksinya banyak dan banyak hewan-hewan unik. Kalo safari night bisa liat fire dance juga hehe
Saya dua kali ke Bali Zoo ini koh. Terakhir april kemarin, klo sempat jadi kemarin sama kak eka, yawla dapat payung deh hahaha.
BTW, lumayanlah yah buat jalan-jalan ganteng disini.
Enak jalan2 disini soalnya adem ya. Blom nyobain mandiin gajah disini tapinya kak