Aku Sang Keajaiban Dunia

Aku terdiam sambil berteduh di bawah salah satu rindangnya pohon di Pulau Rinca sambil memandang tamu-tamu yang berdatangan. Aku yakin tak satupun tamu-tamu itu menyadari kehadiranku di sini. Bergelung dibawah bayangan pohon, bentukku hampir menyerupai gelondongan kayu teronggok di tanah. Sampai ketika sang Ranger, petugas yang biasa menjaga aku dan habitatku itu berujar kepada tamu-tamu.

“Itu ada satu di bawah pohon”

Ramai aku dengar seruan dari para tamu,

“Mana?” “Apaan sih?” “Gak keliatan, ada dimana?”

Aku tetap terdiam walau dalam hatiku sedikit tersenyum melihat tingkah para tamu yang memicing-micingkan mata di bawah terik matahari sambil berusaha mencari keberadaanku. Kuucapkan dalam hatiku:

“Selamat datang orang-orang kota, selamat menikmati keindahan rumahku dan silahkan sapa saudara-saudaraku, tapi tolong jangan ganggu kami yaa…”

Lob Buaya di Pulau Rinca
Selamat datang di rumahku
Pulau Rinca
Pulau Rinca

Baca juga: Atas bawah indah di Pulau Kelor

Aku bersama kurang lebih 2000 saudaraku tinggal di Pulau Rinca. Mungkin tak mudah untuk menemukan aku berkeliaran di Pulau ini, tapi umumnya aku dan beberapa saudaraku sering berkumpul di bawah rumah Ranger. Harum masakan dari dapur selalu menggugah selera aku untuk berkunjung. Itulah kenapa para tamu lebih dianjurkan ke Pulau Rinca karena pasti akan menemukan aku sedang berteduh di bawah rumah panggung Ranger sambil mengharapkan kebaikan hati Ranger yang melempar makanan dari atas rumah.

Habitat Komodo di Pulau Rinca dan Pulau Komodo
Habitatku hanya di Pulau Rinca dan Pulau Komodo
Komodo salah satu keajaiban dunia
Aku salah satu keajaiban dunia
Komodo dan cool4myeyes
Aku dan salah seorang tamuku (photo doc : @ashadinatha)

Memang satu hal yang tak lumrah bagiku untuk mengharapkan makanan. Karena terbiasa diberi makan, tak urung membuat insting berburuku menjadi lemah. Beberapa tahun silam, tamu-tamu yang berkunjung ke rumahku harus membawa daging sebagai oleh-oleh untuk aku. Tapi nyatanya kejadian ini membuat populasiku menurun drastis. Karena saat tidak ada tamu yang datang, aku seakan tidak tahu harus berbuat apa untuk menyambung hidup.

Akhirnya kebijakan ini dihentikan oleh para Ranger dan kini sedikit demi sedikit populasi aku kembali berkembang. Aku dibiarkan hidup sewajarnya. Takdir yang menentukan apakah aku akan menetas tanpa diganggu oleh penjahat-penjahat yang memangsa aku saat aku masih dalam telur.

Setelah menetas aku akan lari ke puncak pohon untuk mengamankan diriku sendiri, karena tidak menutup kemungkinan aku dimangsa oleh orangtuaku sendiri. Beranjak dewasa aku belajar berburu, berkembang biak bahkan berkelahi dengan saudara-saudaraku untuk bertahan hidup.

Yang kuat yang bertahan…ya, hidupku memang keras!

Pilihan rute trekking di Pulau Rinca
3 pilihan rute treking di Pulau Rinca
Treking rute pendek Pulau Rinca sekitar 1 jam
Treking rute pendek sekitar 1 jam
Kondisi alam di Pulau Rinca
Kondisi alam yang cukup ekstrem

Baca juga: Ujung perjalanan kami di Pulau Kanawa

Hidupku keras untuk bertahan hidup dari sesama saudaraku ataupun rumah tinggalku dengan kondisi yang ekstrem. Tapi aku senang tinggal di sini. Tidak ada lagi rumahku di tempat lain, hanya ada 2 pulau yang aku huni.

Di Pulau Rinca kehidupanku tidak bersinggungan dengan pemukiman penduduk, kasihan saudaraku yang tinggal di pulau seberang. Walaupun wilayahnya lebih luas dengan populasi yang lebih banyak, tak jarang mereka bersinggungan dengan penduduk setempat.

Di pulauku ini aku bertindak sebagai tuan rumah sepenuhnya. Para Ranger hanya bertugas menjaga aku. Tamu-tamu bebas datang kerumahku yang tentunya akan dipandu oleh Ranger agar tidak menggangu aku dan pastinya untuk menjaga keamanan para tamu karena walau bagaimanapun aku adalah ciptaan Tuhan dengan insting berburu tinggi, aku memiliki gigitan yang mematikan karena bakteri-bakteri dalam liurku bisa menyebabkan keracunan dalam darah.

Aku adalah mahluk Tuhan yang keberadaanya hampir punah, aku adalah mahluk reptil terbesar yang menghuni bumi saat ini, aku yang pernah dinobatkan sebagai salah satu keajaiban dunia.

Akulah sang KOMODO.

Aku sang Komodo
Akulah sang Komodo
Jalan jalan Jeprat jepret di Pulau Rinca
Jalan jalan Jeprat jepret di Pulau Rinca

***

Ashadi Trip
Telp : 0899 7888 584 / 0812 2072 721
Instagram : @ashadinatha
Cek itinerary sailing komodo 3D2N

Enterpreneur, Travel Blogger, Instagramer, Hotel & Resto Reviewer, Fuji Film User.
6 Responses
  1. Haryadi Yansyah | Omnduut.com

    Ngeliat biawak aja rasanya ngeri lha ini Komodo errr tapi tetep pingin sih lihat langsung bintang film James Bond ini hahaha

    1. Anthony Leonard

      Aman mba, asal selalu dijaga sama rangernya, itu juga jauh koq sebenarnya, krn angle foto aja jadi terlihat deket hehe

Leave a Reply