Pulau Bidadari, Onrust, Kelor, Cipir, Pulau Tidung, Pulau Harapan, atau Pulau Pramuka, adalah nama-nama pulau yang mungkin sudah tak asing bagi penduduk Jakarta yang sering memanfaatkan akhir pekannya untuk plesir ke wilayah Kepulauan Seribu.
Pulau Bidadari terkenal dengan resort-nya yang pernah hits pada tahun 80-90an. Mungkin kala itu perairan di sana masih sangat bersih, berbeda dengan sekarang yang sudah tak beda dengan pantai di Ancol.
Sementara, Onrust—Kelor—Cipir, 3 pulau yang sering dikunjungi dalam 1 hari karena memiliki cerita sejarah yang berkaitan. Pulau Tidung—Pulau Harapan—Pulau Pramuka berjarak sekitar 3 jam dari Muara Angke yang sering kali dijadikan destinasi wisata bagi yang gemar snorkeling menikmati keindahan bawah laut tanpa harus jauh ke wilayah Indonesia timur.
Lalu pernah mendengar Pulau Untung Jawa dan Pulau Rambut?
Pulau Untung Jawa mungkin masih lebih familiar karena perahu-perahu penumpang dari Tidung, Harapan atau Pramuka biasanya sering bersandar di Untung Jawa sebelum ke Muara Angke.
Untung Jawa adalah gugusan pulau seribu yang memiliki penduduk dan cukup dekat dengan teluk Jakarta. Secara letak, Pulau ini lebih dekat jika dikunjungi dari pelabuhan Tanjung Pasir, Tangerang-Banten. Hanya butuh waktu 30 menit untuk menuju ke Untung Jawa.
Pulau Untung Jawa dilabel sebagai Desa Wisata Nelayan. Walapun menurut saya agak kurang mengena karena nyatanya banyak pesisir yang malah difungsikan untuk membangun warung-warung lengkap dengan wahana banana boat. Jangan membayangkan air jernih dan ikan lalu lalang di Untung Jawa.
Karena letaknya yang masih dekat dengan Jakarta, perairan di sini berwarna coklat dan jika arah angin berhembus dari Jakarta ke arah Pulau Seribu, cukup banyak sampah yang tersangkut di Untung Jawa. Seingat saya hanya di bagian dermaga dimana perahu-perahu nelayan bersandar.
Namun lagi-lagi, kurang mengena sepertinya karena tidak ada aktivitas nelayan yang terlihat. Bisa jadi sudah banyak warga yang beralih profesi sudah tidak menjadi nelayan. Intinya, cukup tahu saja Pulau Untung Jawa. Tidak berharap lebih karena memang kondisinya tidak terlalu menunjang untuk menjadi destinasi wisata.
Saya memutuskan untuk mencari tujuan lain yang dekat dari Untung Jawa, sekadar membuang kecewa. Diarahkanlah kami untuk mengunjungi Pulau Rambut. Berjarak sekitar 20 menit dari Untung Jawa, pulau ini adalah pulau cagar alam untuk burung. Kondisi perairan di sini lebih baik dari Untung Jawa. Cenderung lebih bersih dengan warna menghijau. Tercatat ada sekitar 20 ribu burung tinggal di Pulau Rambut. Saat bulan Mei, populasinya bisa meningkat hingga 50 ribu ketika burung-burung dari Australia bermigrasi mencari makan di wilayah ini.
Untuk menjelajahi Pulau Rambut harus menggunakan jasa pemandu. Selain karena pulau cagar alam, kita akan masuk menembus hutan jadi memang diwajibkan menggunakan jasa pemandu. Di pulau ini juga banyak dihuni ular sebagai predator utama burung-burung. Selain ular, ada juga biawak yang memangsa burung-burung kecil.
Bagi kami yang datang tanpa persiapan teropong, memang agak sia-sia mengunjungi Pulau Rambut. Apalagi kami datang saat terik, tengah hari. Burung-burung sebagian pergi mencari makan, sebagian berteduh dibalik bayang-bayang pohon. Malahan beberapa kali kami berpapasan dengan biawak yang cukup besar, bangkai-bangkai burung dan kulit ular. Walaupun tak bertemu wujudnya, setidaknya keberadaan kulit ular ini membuktikan bahwa benar adanya pulau ini dihuni juga oleh ular.
Di tengah pulau terdapat menara pengawas dengan ketinggian 15 meter yang bisa menampung 10 hingga 15 orang. Jika sedang musim bertelur, dari atas menara ini bisa dilihat pucuk-pucuk pohon yang dihinggapi oleh ratusan burung. Selain itu jika menjelang sore, selain bisa menikmati pemandangan matahari terbenam, pengunjung bisa menyaksikan ratusan burung yang kembali pulang ke Pulau Rambut.
Satu lokasi yang menarik buat saya adalah hutan yang berwarna putih. Hampir semua daun, dahan bahkan tanah yang diinjak berwarna putih. Bukan turun salju, tapi ini adalah kotoran burung yang mengering dan menutupi hampir semua yang ada di bawahnya. Jadi di area ini memang bau kotoran burung agak menyengat dan hati-hati saja, siapa tahu Anda mendapat jackpot dari burung-burung 🙂
Seru sekali! Inspirasional kakak, untuk melanglang di akhir pekan. Terima kasih sarannya! Kalau saya berangkat dari pagi, saya bisa maksimal lah ya paling tidak seharian di Pulau Rambut.
Penutupan ceritanya itu loh bikin saya paham kenapa si mas-mas banana boatnya bilang air lautnya bisa abis :p
Nice share kak! Salam kenal!
Hahahaha, thanks ya udah mampir, sebenernya kita bisa keliling pulau, tapi berhubung ojek kapalnya tinggal 1, dan si bapak, gak berani utk bawa keliling, takut ombak besar katanya (kynya sih pengaruh ukuran penumpang juga) hahahaha
FYI…im not in that pic yaaa…im the one who took it :p
… engga lah kakak engga di banned/block malah kita2 bakal banyak dipinta jadi foto model hihihihihihi
wakakakaka, salah satu modelnya muncul :p…..lontaran.wordpress very touchy dehhh 🙂
Waahh seru nya, membantu buat saya yang akan berlibur ke pulau seribu bln desember besok, tp ngeri juga klo ada ular nya…
Di P. Seribu banyak pulau yang bisa dikunjungi mba, tapi kalo cuma mau sebentaran, Pulau Rambut ini lumayan koq siapa tau ketemu ular heheh