Perjalanan saya ke Timur Indonesia kemarin banyak membawa hal baru untuk saya. Pengalaman baru, cerita baru dan wawasan baru. Salah satu hal yang baru saya alami kemarin selama saya melakukan traveling adalah saat saya harus singgah di 5 kota berbeda, berpindah 4 pesawat dan transit di 3 bandara dalam waktu kurang dari 24 jam. Setidaknya pengalaman itu bisa membuat saya lebih menghargai profesi pramugari dan pramugara yang sehari-hari berkutat di lorong kabin pesawat. Saya salut dengan mereka yang bisa menjaga sumbunya tetap panjang, saya yang melalui perjalanan 17 jam saja rasanya sumbu semakin pendek dan hampir-hampir merubah mode sabar ke senggol bacok.
Perjalanan kembali ke Ibukota pun harus saya lalui dengan “skenario” yang sama. Bedanya, kini saya bisa mendapat sedikit waktu luang saat transit di Ambon. Ada waktu 5 jam sebelum saya harus melanjutkan penerbangan menuju Ternate. 5 jam rasanya saya gatal-gatal kalau harus diam di bandara. Untungnya, rekan-rekan blogger, Disgiovery, Virustraveling, Kopertraveler dan penyelenggara perjalanan kami kali ini, Ayo Jalan-Jalan, sepakat untuk memanfaatkan 5 jam kami dengan maksimal di kota Ambon.
-
Jembatan Merah Putih
Ikon terbaru dari Kota Ambon yang berdiri sejak 2011 ini dinobatkan sebagai jembatan terpanjang di Indonesia Timur. Jembatan ini berfungsi untuk mempersingkat jarak dengan tidak mengitari teluk Ambon. Sepertinya memang dilarang berhenti di jembatan ini. Jadi ulah kami jangan ditiru dengan memarkirkan kendaraan dan mengabadikan Jembatan yang di cat berwarna merah putih ini.
-
Sarapan Nasi Kuning Ambon
Rupanya memang tak jauh berbeda dengan nasi kuning di Pulau Jawa. Beda yang saya rasakan, nasi kuning di Ambon tak selengket di Pulau Jawa. Tekstur nasinya lebih kering, menyerupai nasi yang sering dijadikan nasi goreng. Lauknya pun tak jauh berbeda, ada mie goreng, suwiran kelapa, keripik kentang dan lauk pelengkap lainnya seperti tempe bacem, udang balado dan sebagainya.
-
Gong Perdamaian
Tragedi kemanusiaan pada tahun 1999 lah yang menginspirasi pendirian gong perdamaian ini. Terletak di pusat kota, di Taman Pelita, gong ini diresmikan oleh mantan presiden SBY tahun 2005. Dalam gong ini berisikan bendera-bendera negara yang mendukung terciptanya perdamaian dunia. Yang mengharukan, adanya simbol-simbol beragama yang diletakan berdampingan tepat ditengah lingkaran gong. Semoga saja Indonesia bisa hidup rukun dan tidak menjadikan agama sebagai alat penindas.
-
Pantai Pintu Kota
Ini adalah rute terjauh kami dari kota. Untuk menuju pantai ini dibutuhkan waktu sekitar 45-60 menit ke desa Airlouw. Pantai ini memang menjadi salah satu destinasi wisata wajib untuk yang berkunjung ke Ambon. Pantai ini memang tidak terlalu luas dan cenderung berkarang sehingga agak kurang nyaman untuk berenang. Tapi karang besar yang berlubang di bagian tengahnya lah yang menjadi primadona pantai ini. Bentuknya menyerupai lubang pintu sehingga disebut sebagai Pintu Kota. Sebenarnya banyak spot yang bisa dieksplor di Pantai Pintu Kota, seperti Goa Cinta dan beberapa pantai lainnya yang terpisah cerukan tebing.
-
Pantai Natsepa
Tujuan terakhir kami sebelum kembali ke bandara adalah Pantai Natsepa. Jaraknya sekitar 30 menit dari pusat kota. Meskipun dekat dengan pusat kota, pantai ini justru memiliki perairan berwarna hijau tosca yang bersih. Di beberapa sisi pun terdapat pesisir yang landai sehingga lebih aman untuk berenang. Namun karena waktu kami terbatas, kami hanya menikmati pantai ini dari warung-warung di tepi pantai. Tahu apa yang khas di sini? Rujak Natsepa. Rujak buah dengan bumbu rujak menggunakan asam jawa dan kacang tanah yang masih kasar sehingga ada sensasi kriuk-kriuk saat menyantap rujak ini. Harganya pun tak mahal.
5 jam sudah kami berkeliling Kota Ambon, pastinya memang tak cukup, setidaknya ini mampu membunuh waktu kami daripada harus terpekur di Bandara. Apalagi untuk saya yang baru pertama kali menjejakkan kaki di Ambon Manise. Ibarat film, ini adalah trailer buat saya. Semoga suatu saat nanti saya bisa kembali ke Ambon, bukan hanya untuk transit, tapi untuk tinggal dan mengeksplor kota Ambon lebih jauh lagi. Ambon…tunggu saya kembali.
***
Perjalanan ini sebagai bagian dari perjalanan Explore Kei bersama Ayo Jalan-Jalan.
Baca cerita perjalanan kami saat di Pulau Kei:
- Ngurtafur, bukan pulau gosong biasa
- Goa Hawang, goa para arwah
- Di Pantai Metro Tual, berkumandang Tanah Airku
- Patai Ngurbloat, senja pertama di Pulau Kei
Berfaedah sekali 5 jam sambil nunggu penerbangan ya. Juara nih para petani konten!
Panen raya lah kl di Ambon
Waaah berguna banget. Buat ntr transit ke raja ampat lewat ambon, thanks infonya koh hehe
Semoga bs explore Ambon meskipun cuma bentar ya :))
Sewa mobil nya brpa ya utk jalan2 selama 5 jam?
Ah cuma 5 jam tapi banyak juga ya dapatnya, Mas. Perjalanan yang efisien. Untung Ambon tidak macet seperti Jakarta ya jadi mencari tempat-tempat di atas Dalam waktu 5 jam memungkinkan. Dan dari sekilas pandang ini saja tampak Ambon cantik sekali… Harus datang suatu saat
Iya mba, saya juga pengen balik lagi…pantainya bagus2 banget
wih.. banyak juga yg bisa dilakukan dalam waktu 5 jam.. bisa dicontoh nih..
Iya mas, tapi harus agak speed up juga sih
Maksimal bgt 5 jamnya. Mesti ditiru semangat nya. Ambon adalah bucket list say yg blm dicoret. Semoga segera terlaksana
Aku ga ikutan, cuma jaga kandang dibandara, harusnya ga boleh posting wkwkwk.
Spesial thanks to kak bobby yang udah jagain barang2 kita di erpot hahaha
dih parah. kapan waktu ityu juga ada yang share blog pas travelling ke ambon.. Gila baggguuuss banget.. sama kayak ini kak.. huhuhuhuh…..
Ayo ke Ambon kak hehehe
Dan semua itu dibabat dalam waktu 5 jam? Keren! Lari-lari di bandara nggak?
Pantai Natsepa-nya keren!
Lari2 dikit, tapi untung delay hehehe
Wah 5 jam udah dpt wisata kuliner, alam, sm dateng ke destinasi wisata ikonik di Ambon ya. Kalo di Jakarta 4-5 jam tuh baru PP pergi ke 1 destinasi aja di jam padat :))
Kl di jakarta 4-5 jam itu lagi stuck di jalan ga bs gerak kemana2 :p
Naik kendaraan apa? Motor atau mobil? Transportasi bagaimana? Maaf saya besok ada transit 4jam di ambon juga. Terimakasih